Aksi demontrasi warga Bengkulu Tengah di Kejari, Kamis, 07 Oktober 2021, Foto: Dok
Interaktif News – Ratusan Warga Bengkulu Tengah yang tergabung Gerakan Lima Kamis menggelar aksi demontrasi di Kantor Kejaksaan Negeri Bengkulu Tengah, Kamis, (07/10/2021). Masa mempertanyakan dua kasus yang saat ini tengah di tangani pihak Kejari.
Nasirwandi, perwakilan massa aki mengatakan, dua kasus yang saat ini di tangani Kejari Benteng belum menemukan titik terang. Kasus dugaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Bengkulu Tengah Tahun 2013-2014 dan kasus retribusi Tenaga Kerja Asing (TKA) di Dinas Nakertrans Bengkulu Tengah rentang Tahun 2016-2019.
“Kami minta Kejari benteng segera memberi kejelasan terkait penanganan kasus RDTR yang jelas terindikasi merugikan Negara, kapan dinaikan jadi penyidikan dan siapa tersangkanya” kata Nasiwrandi.
Sementara terkait TKA kata Nasirwan, dalam perbub disebutkan TKA yang masuk dan berkerja di Bengkulu Tengah diwajibkan membayar retibusi ke daerah. Masalahnya retribusi TKA itu, sejak tahun 2016 diduga disalahgunakan oleh pihak tertentu.
“Kalau diakumulasi sejak tahun 2016 hingga 2019 angka bisa miliaran ada dugaan dana ini disalahgunakan dan kasus ini sudah ditangani Kejari dan Polres Bentang hanya saja sampai hari ini belum jelas. Siapa tersangkanya” kata Nasirwandi
"Ingat bila Kakejari belum juga bergerak dan memberi jawaban, kami akan melakukan aksi lanjutan. Kalau Kejari Benteng tidak sanggup menuntaskan kasus di Bengkulu Tengah silahkan pulang saja atau mengundurkan diri." teriak korlap aksi Syaiful Anwar
Sementara Kejari Benteng, Tri Widodo terkait dengan kasus TKA pihaknya bersama dengan Polres Benteng saat ini sedang melakukan penyelidikan. Hanya saja pihaknya belum dapat memastikan siapa yang akan melanjutkan kasus tersebut ke proses penyelidikan.
“Kalau puldata sudah jelas akan kita tingkat kepada penyidikan namun, saya akan beritahu ke Polres karena kami sama-sama sedang melakukan penyelidikan demikian juga pihak Polres pasti memberitahu pihak kita” kata Tri Widodo.
Kontributor: Panji Putra Pradana
