Banner digital anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Fraksi PAN, Dempo Xler, Poto:Dok/FB @hendrisatrio
Interaktif News – Aktivis IMM, Kelvin Aldo mengecam pernyataan bernada sarkasme “Mayat Bergelimpangan” ditengah-tengah wabah corona yang sedang menjadi ancaman bersama. Potongan pernyataan itu dibuat Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Fraksi PAN, Dempo Xler dan telah beredar luas di media dan medsos.
Dengan melontarkan pernyaataan itu menurut Kelvin tidak akan menghadirkan solusi malah semakin memperkeruh suasana di tengah kekhawatiran masyarakat terhadap wabah virus Corona.
Kelvin memahami posisi Dempo Xler selaku kader PAN yang harus mendukung setiap langkah Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan yang juga Ketua DPW Provinsi Bengkulu namun, menurutnya ditengah wabah corona ini setiap orang berkewajiban menghadirkan suasana sejuk agar wbah cepat berakhir.
“Kita pahamlah, beliau kader PAN, kadernya Helmi Hasan, kita sangat paham. Mau bagaimanapun juga ketua mereka harus didukung, tapi tidak begitu juga, yang ada statement itu malah bikin gaduh, jauh dari kata sejuk,” kata Kelvin.
Diakui Kelvin, pada prinsipnya Ia sepakat karantina wilayah diberlakukan dengan memperhatikan aspek-aspek lain, khususnya faktor kebutuhan pokok masyarakat. Ketika karantina wilayah memang harus menjadi pilihan pemerintah harus menghitung secara matang konsekuensi yang timbul dari kebijakan tersebut.
“Jadi saya sarankan, lebih baik Dempo fokus terhadap kapasitasnya sebagai legislator, ketika memang menurut dia karantina wilayah adalah satu-satunya solusi, mari diperjuangkan bersama, suarakan aspirasi itu ke pusat. Bukannya pusat saat ini sedang menyiapkan PP Karantina Wilayah, mari kawal itu, desak pusat segera memberlakukannya,” jelasnya
Sebelumnya beredar di laman media sosial salah satunya akun FB @Bmpanbkl, selebaran digital anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Fraksi PAN Dempo Xler yang menulis pernyataan: Kita Dihadapan Pada Dua Pilihan! “Pertama mendukung gagasan Walikota Helmi HAsan agar Bengkulu Lockdown agar rakyat kita terlindungi dari wabah Covid-19” atau “Kita memilih yang kedua, mengikuti Gubernur Rohidin menunggu saja sampai mayat kita bergelimpangan baru mengambil tindakan Lockdown, Jangan sampai Kita menyesal diakhir lindungi rakyat sebelum terlambat”
Reporter: Riki Susanto
