Interaktif News – Kelangkaan gas 3 kg kembali menjadi masalah di Kabupaten Seluma, terutama di bulan Ramadhan. Hal ini mengundang perhatian serius dari tokoh pemuda setempat, Hengki Satrio, yang merupakan pengurus KNPI Seluma.

Hengki mengungkapkan bahwa kelangkaan gas melon kini melanda hampir seluruh wilayah, dari desa hingga kecamatan di Kabupaten Seluma.

“Gas melon sulit ditemukan di mana-mana, baik di desa, kelurahan, maupun kecamatan. Akibatnya, banyak ibu rumah tangga yang terpaksa beralih ke kayu bakar untuk memasak kebutuhan berbuka dan sahur di bulan Ramadhan,” ujar Hengki, yang turut merasakan kesulitan ini.

Ia bahkan bercerita, istrinya yang sebelumnya terbiasa menggunakan gas melon, kini kembali ke cara tradisional, memasak dengan kayu bakar.

Hengki juga mengungkapkan bahwa harga gas melon 3 kg yang sulit ditemukan saat ini melambung tinggi, mencapai Rp30.000, bahkan ada yang tembus hingga Rp35.000.

“Setiap kali kelangkaan terjadi, harga gas melon pasti naik. Ini memang sudah menjadi siklus tahunan menjelang Ramadhan. Saya heran, kenapa hal ini terus terjadi setiap tahun,” tambah Hengki.

Tokoh pemuda ini juga menyampaikan kecurigaannya terhadap kelangkaan gas melon, terutama di tengah terungkapnya kasus pertamax oplosan yang melibatkan anak perusahaan BUMN PERTAMINA.

Hengki menduga, mungkin saja kelangkaan gas melon disebabkan oleh praktik oplosan atau ada mafia yang terlibat dalam penyimpanan gas secara ilegal.

“Wajar jika masyarakat merasa curiga, apalagi di tengah kasus besar korupsi Pertamina terkait oplosan. Jangan-jangan gas melon juga mengalami hal yang sama. Apakah ada oknum yang memanipulasi atau menimbun gas melon untuk kepentingan pribadi?” ujarnya dengan nada tanya.

Kelangkaan gas melon ini juga dirasakan oleh pelaku UMKM yang terdampak biaya operasional yang semakin tinggi. Selain itu, ibu rumah tangga yang biasa memasak dengan cepat dan praktis menggunakan gas, kini harus mencari kayu bakar terlebih dahulu, yang tentu mengurangi efisiensi waktu dan tenaga.

Hengki pun meminta agar Komisi III DPRD Kabupaten Seluma, DPRD Provinsi Dapil Kabupaten Seluma, serta instansi terkait dan Pemkab/Pemprov segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Ia mengusulkan agar dilakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk memeriksa keadaan pangkalan gas melon dan menyelidiki kemungkinan adanya mafia yang menimbun pasokan gas.

“Pak Dewan, tolong segera sidak dan awasi bagaimana kondisi pangkalan gas saat ini, terutama di tengah kesulitan mencari tabung gas melon. Kami berharap ada tindakan tegas terhadap oknum yang menimbun gas dan merugikan warga,” tegas Hengki.

Masyarakat Kabupaten Seluma berharap agar masalah kelangkaan gas melon ini dapat segera diatasi, agar mereka tidak kembali terjebak pada kondisi yang merugikan di bulan suci Ramadhan.

Reporter: Deni Aliansyah Putra