Oleh: Kelvin Aldo*
“Kuasai dunia dengan ilmu, jalannya dengan belajar, senjatanya adalah menulis, kekuatannya berasal dari membaca, maka Iqra-Bacalah”
Menurut penulis itulah kata yang paling tepat untuk memulai tulisan ini yang didedikasikan dalam rangka Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ke-57 yang mengambil tema “membumikan gagasan, membangun pradaban.’’ 14 Maret setiap tahunnya merupakan peristiwa reflektif bagi keluarga besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Organisasi otonom Muhammadiyah yang dideklarasikan oleh Djazman Al Kindi (alm) Sudibyo Markus, Rosyad Sholeh dkk.
Selain mengenang history kelahiran IMM, momen ini disering kali digunakan untuk menata kembali dan menjadi wadah tukar pikir antar sesama kader dan alumni perihal tantangan terbaru dari ikatan sebagai organisasi mahasiswa islam modern. Jika tahun tahun tahun sebelumnya tradisi Milad IMM melakukan syiar dakwah Ikatan dengan berbagai macam kegiatan seperti halaqah kebangsaan, seminar dan dialog, bazar, hingga debat mahasiswa. Berbeda dengan tahun ini yang kondisi tidak memungkinkan untuk mengumpulkan massa yang besar dalam satu ruangan dikarenakan kondisi pendemi virus corona.
Demikian pula perayaan milad IMM di Bengkulu. Kegiatan dirangkai dengan agenda yang lebih soft dan sedini mungkin menghindari kerumunan. Milad IMM di Bengkulu dimulai dengan agenda olahraga pertandingan futsal antar kader dan alumni. Adapun rangkain kegiatan milad tahun ini yakni futsal ikatan, diskusi immawati, imm berbagi buku, hingga imm peduli. Puncaknya pada 20 Maret 2021 akan dilangsungkan syukuran sekaligus pelantikan PC IMM Kota Bengkulu serta temu alumni IMM Bengkulu.
IMM hari ini
Usia 57 tahun bukan usia yang muda lagi bagi organisasi kemahasiswaan, tentu kader kadernya tak sedikit yang anak cucunya sudah menjadi kader juga. Momen ini harus menjadi titik balik kemajuan IMM yang lebih progresif diberbagai bidang. Usia 57 Tahun adalah usia yang sanggat matang bagi Ikatan untuk melakukan evaluasi ke dalam dan ke luar. Sejauh mana Ikatan sudah memenuhi tanggung jawabnya dalam ranah umat, bangsa dan persyarikatan.
Akhir Maret tahun lalu adalah awal pendemi melanda Indonesia. Tidak sedikit memakan korban hingga merengut nyawa. Posisi IMM bersama dengan muhammadiyah bukanlah penonton jika berbicara masalah ummat dan kondisi bangsa. Muhammadiyah bersama lembaga dan organisasi otonom menyatu dalam lembaga yang bernama Muhammadiyah Covid-19 Command Center atau dikenal dengan nama MCCC. IMM sendiri secara khusus membentuk lembaga penanganan dan pencegahan penularan corona bernama Satgas Covid-19.
Tema Milad ke-57 “Membumikan Gagasan Membangun Peradaban” adalah sebuah kesinambungan narasi pemikiran dan tindakan yang disumbangkan untuk kepentingan bangsa. Tradisi ini mesti selalu dirawat oleh IMM salah satu elemen bangsa, elemen masyarakat, dan juga elemen persyarikatan.
Lirik Mars IMM “Sejarah umat telah menuntut bukti, pewaris tampuk pimpinan umat nanti, Putra harapan penyambung hidup generasi, Pendukung cita-cita luhur negeri indah, adil dan makmur” adalah untaian kata yang syarat pesan yang amat dalam bagi seluruh kader IMM se-Indonesia. Pesan psikologis itu wajib direnungkan oleh kader-kader sekarang. Saatnya dihayati dan diimplementasikan untuk mengambil peran tanggung jawab.
IMM harus mampu hadir sebagai sosok yang kritis-penyejuk. Hadir dengan narasi kebenaran dengan mengedepankan kaidah guna memberikan pencerahan kepada sekelilingnya. Kader IMM harus mampu mengisi ruang kebangsaan dengan karya nyata, ide segar, dan program yang memberikan manfaat untuk umat dan masyarakat. IMM bertanggungjawab penuh daalam membangun peradaban bagi kehidupan kebangsaan kedepan. Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Selamat Milad Ke-57 IMM, Abadi perjuangan panjang umur Ikatan.
*Penulis adalah kader IMM, Kabid HIKMAH PC-IMM Kota Bengkulu Periode 2009-2020