Aksi mahasiswa yang tergabung di Gabungan Mahsiswa Bengkulu Berdaulat (GMBB) saat menyambu kedatangan Presiden Jokowi di Bengkulu, Poto: Dok/AMBB

Interaktif News – Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Bengkulu diwarnai dengan aksi demonstrasi oleh kelompok mahasiswa yang tergabung di Gabungani Mahasiswa Bengkulu Berdaulat (GMBB). Rabu, (05/02/2020)

Menurut salah satu peserta aksi, Kelvin Aldo, mahasiswa awalnya berkumpul di depan lapangan SMP N 3 untuk melakukan long marc menuju Simpang Lima Kota Bengkulu, tempat pusat kegiatan presiden yang sedang meresmikan monumen Fatmawati. Namun, kata Kelvin, massa  mahasiswa tertahan di Masjid Jamik karena diblokade pengamanan kunjugan presiden. 

Mahasiswa sempat berorasi sekira 15 menit kemudian terjadilah pembubaran hingga ricuh dan 4 mahasiswa sempat diamankan atas nama, Kelvin Aldo (UNIHAZ), Elekusman (UMB), Abdullah (UMB), dan Aditya Andala Pratama (UNIB).

Sebelum terjadi kericuhan, kata Kelvin, sempat terjadi perdebatan antara mahasiswa dengan pihak aparat terkait surat pemberitahuan aksi. 

“Kami sudah melakukan pemberitahuan kepada pihak kepolisian tepat pada tanggal 3 Februari lalu, atas insiden ini kami menyatakan aksi kami sah dimata hukum dan dilindungi oleh undang-undang sesuai dengan undang-undang Nomor 9 tahun 1998 bahwasanya setiap orang bebas menyampaikan pendapat di muka umum” kata Kelvin, menerangkan kepada Bengkuluinteraktif.com 

Saat ini 4 mahasiswa tersebut sudah diperbolehkan pulang namun, mahasiswa mengaku kecewa, M Fauzan Hanif, Presma UNIB mengatakan, aksi yang mereka gelar adalah bentuk kecintaannya kepada bangsa, tidak selayaknya dihalang-halangi.

“Kami bersama sama dengan gerakan mahasiswa Bengkulu dengan niat yang jelas kami ingin dapat menyampaikan aspirasi  secara langsung karena banyaknya permasalahan permasalahan yang terjadi saat ini di negara kita tercinta kepada presiden namun, yang terjadi ada upaya pembatasan dan tindakan tindakan yang tidak selayaknya kami dapatkan oleh pihak aparat” kata Fauzan

Demikian pula disampaikan Wapresma UMB, Puji Hendri Julita Sari yang sanggat menyanyangkan tindakkan reperensif aparat.

“Pada hari ini sejatihnnya suara mahasiswa layaknya di bungkam, baru beberapa menit masa aksi menyampaikan aspirasi di mimbar bebas Justru di bubarkan secara paksa dan referensif oleh pihak keamanan. Kami datang dengan argumentasi tidak selayaknya dijawab  dengan kekerasan dan tindakan referensif Aparat” kata Puji

Reporter: Riki Susanto