Kondisi terkini lokasi penanaman pohon buah di kawasan sempandan Bendungan Air Manjunto, rabu, 02 Juni 2021, Foto: Dok/Sutrimo

Interaktif News – Kegiatan penghijauan, pemantapan daerah serapan air program Kementerian PUPR di sempadan aliran Sungai Air Manjuto, areal Bendung Manjuto, Kecamatan V Koto, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu gagal tumbuh. 

Penghijauan kawasan dengan menanam ribuan batang tanaman buah dan kayu-kayuan pada September 2019 lalu menjadi mubazir dan tidak menuai azaz manfaat. 

Pasalnya, setelah proses penanaman bersama yang turut dihadiri berbagai instansi pemerintah seperti Balai Wilayah Sungai Sumatra (BWSS) VII Bengkulu, Komandan Korem 041/Gamas Bengkulu, Kolonel Inf Dwi Wahyudi, Bupati Mukomuko, dan ormas ini terindikasi tidak dibarengi pemeliharaan dengan baik. Akibatnya pohon buah yang ditanam tidak meninggalkan bekas. Hasil pantauan di lapangan pada Rabu lalu, 2 Juni 2021 umumnya lahan kembali menjadi semak belukar karena pohon yang ditanam tidak tumbuh.

Menurut warga setempat, program penghijauan itu sebelumnya menggusur lahan perkebunan sawit sekitar 6 hektare lebih. Sayangnya, hasil dari kegiatan penghijauan itu tidak menyentuh tujuan awal. 

Faktanya, kata warga, sebagian besar tanaman buah dan kekayuan yang ditanam pihak pemerintah, tidak berhasil tumbuh. Kondisi ini disebabkan usai penanaman tidak dibarengi dengan pemeliharaan

“Boleh kita cek fakta lapangan, tanaman buah yang ditanam ketika itu, bisa dikategori mati dan tidak mengundang azaz manfaat” ungkap salah seorang warga.

Sebelumnya ada tahun 2019 lalu, Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) menanam pohon buah-buahan seperti Kelengkeng, Jambu Jamaika, Sawo, Mangga, Matoa, dan Nangka di wilayah sempadan Bendungan Air Manjunto. Pohon yang ditanam rencananya akan dipelihara oleh PT. Sipef Biodyversiti, perusahaan pemegang konsesi lahan seluas 12.672 H di kawasan Mukomuko. 

Menurut warga, PT. Sipef Biodiversity sempat menjanjikan akan memelihara tanaman hingga panen. Namun, fakta di lapangan perusahaan tidak pernah melakukan pemeliharaan hingga kondisi lahan kembali menjadi semak belukar.

Media ini sudah berupaya konfirmasi kepada para pihak yang dianggap mengetahui dan bertanggungjawab atas kegiatan tersebut. Sayangnya, upaya konfirmasi belum berhasil dihimpun hingga berita ini ditayangkan.

Reporter: Sutrimo
Editor: Alfridho Ade Permana