Swafoto Kapolres AKBP Nuswanto bersama sejumlah tamu yang hadir dalam simulasi Sispamkota penanganan pemilu 2024 di Lapangan MTQ Pemda Mukomuko, Selasa 17 Oktober 2023, Foto: Dok

Interaktif News – Polres Mukomuko menggelar simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) dalam rangka kesiapan pengamanan Pemilu 2024. Kegiatan simulasi berlangsung di Lapangan MTQ Pemda Mukomuko, Selasa (17//10/2023).

Polres Mukomuko menerapkan sistem simulasi sispamkota sesuai dengan kondisi di lapangan untuk menciptakan suasana kesiapsiagaan Pemilu 2024 dengan kolaborasi TNI, Polri, Pemda, KPU dan Bawaslu Mukomuko. 

Hadir dalam kegiatan itu, Wakil Bupati Mukomuko, Asisten Bupati, Sekda, Kodim 0428, Ketua KPU, Ketua Bawaslu Mukomuko, Direktur Pam Obvit Polda Bengkulu, Kajari dan sejumlah pejabat Polri lainnya dari kepolisian resor Mukomuko termasuk Kapolres Mukomuko AKBP Nuswanto. 

Dalam sambutannya, Kapolres Mukomuko menekankan, pentingnya simulasi ini sebagai bukti komitmen aparat penegak hukum dalam menjamin keamanan Pemilu 2024, terkhusus di Kabupaten Mukomuko.

“Apa yang kita simulasikan hari ini adalah bentuk situasi ril yang ada di lapangan. Simulasi ini juga menjadi upaya antisipasi dalam mencegah kemungkinan apabila terjadi masalah pada pemilu mendatang,” kata Kapolres. 

Selain pencegahan, AKBP Nuswanto menyebut, simulasi Sispamkota dilakukan guna mempersiapkan personel terkait hal-hal yang menjadi prosedur dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi saat pengamanan pemilu nanti.

“Simulasi ini menjadi gambaran apa saja kemungkinan yang terjadi selama pelaksanaan Pemilu 2024, sampai dengan situasi yang terburuk pun kami akan persiapkan guna mengantisipasinya. Sejauh ini Kabupaten Mukomuko masih dalam kondisi aman dan kondusif, tapi kita harus tetap mempersiapkan diri baik sarana maupun prasarana,” jelasnya.

Ia menjelaskan, menurut situasi kamtibmas, tensi politik di Indonesia mengalami peningkatan, sehingga akan berpotensi menimbulkan konflik sosial ditengah masyarakat dan mengancam situasi keamanan. Apalagi berbagai platform media sosial menjadi sarana penyebaran hoaks serta ujaran kebencian. 

“Berdasarkan kacamata pada situasi kamtibmas, tensi politik tahun ini memang lebih tinggi. Sehingga ini akan menjadi ancaman pada situasi keamanan dan memicu konflik sosial. Apalagi literasi pemahaman publik juga masih rendah. Maka, ini juga perlu kita siapkan penanganannya,” ujarnya demikian.

Reporter: Purwanti