Kenuri Tengah Laman, Ritual Pengingat Leluhur Masyarakat Adat Napal Jungur

Kenuri Tengah Laman Desa Napal Jungur

Warga Desa Napal Jungur gelar Kenuri Tengah Laman, Foto: Dok

Interaktif News - Budaya leluhur merupakan jati diri bagi masyarakat adat dan untuk melestarikannya tidaklah sulit. Hal itu tergantung kepada masyarakat adat itu sendiri dan sejauh ini mereka (masyarakat adat) sudah menjaga dan memelihara budaya leluhur.

Salah satu Masyarakat Adat di Kabupaten Seluma tepatnya di Desa Napal Jungur, Kecamatan Lubuk Sandi, Kabupaten Seluma masih memegang teguh budaya leluhur dengan selalu melaksanakan ritual adat Kenuri Tengah Laman setiap tahunnya.

Kenapa harus dikerjakan setiap tahun karena Masyarakat Adat Napal Jungur mempercayai ritual Kenuri Tengah Laman merupakan salah satu cara mereka mengingat leluhur ataupun asal-usul.

Diceritakan Tetua Adat Napal Jungur, Basarudin (60) ritual adat Kenuri Tengah Laman merupakan salah satu kepercayaan leluhur sejak dahulu. Ia mengatakan, ritual ini juga sebagai cara untuk mengingat asal-usul agar masyarakat tidak seperti kacang lupa dengan kulitnya.

Apabila ritual adat Kenuri Tengah Laman tidak dilaksanakan, masyarakat adat setempat mempercayai akan terjadinya malapetaka karena ritual ini telah dilakukan secara turun-temurun.

"Masyarakat di sini mempercayai jika ritual adat Kenuri Tengah Laman tidak terlaksana nantinya akan terjadi malapetaka sehingga masyarakat adat di sini perasaannya tidak nyaman," tutur Basarudin yang sering disapa masyarakat setempat Datuk Basok.

Dijelaskan Basarudin, banyak proses menuju kapan ditentukan waktu akan digelarnya Kenuri Tengah Laman. Biasanya ritual ini akan diadakan setelah Hari Raya Idul Fitri, di bulan Syawal tepat 2 Minggu kedepan.

Proses pertama kata Basarudin adalah musyawarah/mufakat setelah 3 hari pasca hari Raya idul Fitri. Mufakat digelar setelah dilakukannya acara Sekujang pada ketiga malam usai hari raya Idul Fitri.

Dalam mufakat itu semua kalangan terlibat dari pemerintah desa, tetua adat, pemuda beserta seluruh kalangan masyarakat setempat 

"Sewaktu dalam musyawarah/mufakat di saat itulah akan menentukan jadwal akan terlaksananya ritual Adat Kenuri Laman sehingga hasilnya diputuskan dua minggu usai hari raya Idul Fitri, barulah digelar ritual adat Kenuri Tengah Laman ini," tutur Basarudin.

Ritual Kenuri Tengah Laman bukan hanya minta doa selamat kepada yang maha kuasa saja namun banyak rangkaian kegiatannya. Diantaranya; cuci kampung oleh pemuda adat dan selanjutnya akan melakukan makan bersama Nasi Kunyit atau Punjung tiga warna yaitu; putih, hitam dan kuning. 

Ketiga warna ini mempunyai makna tersendiri. Basarudin menjelaskan, tiga warna nasi kunyit mempunyai makna bahwasanya Napal Jungur dahulu dibentuk oleh tiga orang leluhur atau disebut Tiga Puyang Ading Begading. 

"Kuning itu untuk leluhur Puyang Rungu, warna hitam untuk Puyang Puting Agung dan putih diperuntukkan untuk Puyang Kumpai," tutur Dia.

Tiga Puyang ini adalah 3 bersaudara yang mendirikan Desa Napal Jungur. 3 bersaudara ini dua laki-laki dan bungsu perempuan.

Warga setempat mempercayai ketiga leluhurnya itu mempunyai kekuatan berbeda-beda. Pertama dari Puyang Rungung yang diyakini seorang Ulu Balang ataupun Pendekar, Puyang Putin Agung ahli dalam perobatan dan Puyang Kumpai diyakini ahli dalam pemerintahan.

Begitulah beberapa kepercayaan masyarakat adat Napal Jungur bahwa ritual Kenuri Tengah Laman merupakan salah satu bentuk rasa ingat kepada leluhur dan asal-usul.  

Tidak hanya itu, ritual adat ini juga dipercayai akan membawa nasib sial di tengah masyarakat adat apabila tidak dilaksanakan. Contohnya panen padi gagal, ternak mati bahkan sampai dipercayai Harimau akan turun ke kediaman masyarakat Adat Napal Jungur.

Kepercayaan ini merupakan bentuk kearifan lokalnya masyarakat adat Napal Jungur karena mereka masih memegang teguh prinsip masyarakat adat selalu menghargai leluhur sehingga tidak disebut dengan pepatah kacang lupa kulit. 

Masyarakat adat setempat mempercayai sebelum ada Desa Napal Jungur dan masyarakatnya, ada leluhur yang telah mendahului. Cara menghargai dan mengingat leluhur dengan selalu menggelar ritual Adat Kenuri Laman.

Reporter: Deni Aliansyah Putra