Interaktif News – Memasuki 100 hari kerja, Bupati Seluma Teddy Rahman dan Wakil Bupati Gustianto mulai menarik perhatian investor asing untuk menanamkan modal di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

Salah satu perusahaan yang menyatakan minat adalah PT Arrow Energy Indonesia, anak perusahaan asal Thailand yang bergerak di bidang energi terbarukan.

Perusahaan tersebut berencana mengolah limbah tandan kosong (jangkos) kelapa sawit menjadi biogas untuk sumber listrik ramah lingkungan.

Proyek ini disebut-sebut dapat menjadi solusi atas krisis pasokan listrik di Seluma yang kerap mengalami pemadaman.

“Investor ini bergerak di bidang power plant dan tertarik membangun pabrik biogas dari jangkos sawit. Nantinya listrik yang dihasilkan akan disuplai ke PLN,” kata Bupati Seluma, Teddy Rahman usai menerima perwakilan PT Arrow Energy Indonesia di ruang kerjanya, Senin (2/6/2025).

Pemerintah Kabupaten Seluma, kata Teddy, akan menyiapkan data akurat dari seluruh pabrik crude palm oil (CPO) di wilayahnya guna memastikan ketersediaan bahan baku.

“Kita akan bantu data dari seluruh pabrik CPO agar produksi biogasnya tidak terhambat,” ujarnya.

Menurutnya, sebelum berinvestasi pihaknya tetap ingin mempelajari terlebih dahulu peluang investasi yang ditawarkan dengan melakukan studi kelayakan bisnis.

Jika investasi ini layak, kata Teddy, maka pihak pemerintah mensuport penuh, terutama pada regulasi yang akan diterapkan.

“Kita lengkapi datanya dulu, kita studi kelayakan bisnisnya dulu. Kalau emang itu layak, pastinya pemerintah juga mensuport terkait izin dan regulasinya,” ungkapnya.

Marketing Engineer PT Arrow Energy Indonesia, Trisna Mulyana, mengungkapkan saat ini pihaknya tengah melakukan survei lapangan untuk mengumpulkan data produksi jangkos sawit di Seluma.

Menurut dia, potensi kelapa sawit di daerah ini sangat menjanjikan untuk dikembangkan menjadi energi baru dan terbarukan.

“Target kita bisa menghasilkan listrik hingga 300 megawatt per hari dari pengolahan jangkos sawit. Energi ini akan disuplai ke PLN. Nilai investasinya sekitar Rp 300 miliar,” jelas Trisna.

Untuk mendukung pembangunan pabrik biogas, PT Arrow Energy Indonesia membutuhkan lahan seluas 5 hingga 10 hektare.

“Ini adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya berdampak pada ketahanan energi, tetapi juga mendukung pengelolaan limbah sawit secara berkelanjutan,” imbuhnya.

Reporter: Deni Aliansyah Putra