Lokasi pekerjaan proyek di Desa Sumber Harapan, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, Foto: Dok
Interaktif News - Warga Desa Sumber Harapan, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Bengkulu, mengungkapkan kekhawatirannya terkait pengerjaan proyek pembukaan badan jalan desa yang saat ini berlangsung tanpa dilengkapi dengan papan informasi proyek.
Proyek yang diharapkan dapat mempermudah akses warga dan meningkatkan perekonomian desa tersebut menuai sejumlah pertanyaan dari masyarakat setempat terkait transparansi pelaksanaannya.
Beberapa warga mengaku resah lantaran tidak adanya papan informasi yang biasanya memuat detail proyek, seperti proyeknya milik siapa, sumber dana, nilai anggaran, hingga jangka waktu pelaksanaan.
"Kami ingin tahu apakah ini pekerjaan pemerintah desa atau daerah. Anggaran dari mana, berapa biayanya, dan berapa lama proyek ini akan berlangsung. Seharusnya ada papan informasi supaya kami bisa memantau secara jelas," ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Tidak adanya papan informasi juga memicu kecurigaan warga terkait potensi penyimpangan anggaran. Pasalnya, papan proyek merupakan salah satu bentuk transparansi pemerintah kepada masyarakat.
"Kalau tidak salah itu ada rabat beton dan hamparan sertu. Tetapi ini kan proyek publik, jadi kami punya hak untuk tahu secara rinci. Kami tidak ingin ada hal-hal yang disembunyikan," tambahnya.
Warga berharap agar pihak pemerintah desa dan kecamatan segera bertindak demi menjaga kepercayaan publik dan mencegah potensi penyimpangan yang mungkin terjadi.
“Transparansi dalam setiap proyek pembangunan diharapkan dapat menjadi standar pekerjaan proyek, sehingga pembangunan desa dapat berlangsung dengan jujur dan sesuai harapan masyarakat,” ujarnya.
Sementara, ditempat terpisah, Ria salah satu mantan anggota BPD Sumber Harapan juga sepakat dengan apa yang dipertanyakan warga. Menurut dia pemerintah desa harus menindaklanjut permintaan warga agar terhindar dari berbagai asumsi liar.
"Saya juga tidak tahu pekerjaan itu punya siapa, karena saya bukan lagi anggota BPD, saya cuma mantan BPD, dan menurut saya apa yang di sampaikan warga itu benar,” singkat Ria.
Hingga berita ini diturunkan, awak media terus meminta konfirmasinya terkait hal ini ke pihak kantor desa setempat. Namun yang ditemukan hanya Sekretaris Desa (Sekdes) dan perangkat desa. Sementara Kepala Desa tidak berada ditempat.
“Silahkan tanya langsung saja kepada kepala desa, kami takut nanti salah bicara dan akan menimbulkan masalah,” ucap Sekdes.
Reporter: Miko Apriansyah