Ayam kampung yang dibeli dari pengadaan Dana Desa Mekar Sari Seluma, Foto: Dok

Interaktif News – Penggunaan Dana Desa menurut Permendes Nomor 82 tahun 2022 salah satunya harus dialokasikan untuk program ketahanan pangan minimal 20 persen. Tujuannya tidak lain guna menjaga ketahanan pangan di tengah masyarakat. 

Salah satu desa yang merealisasikan program tersebut yaitu Desa Mekar Sari Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu berupa pengadaan unggas jenis bibit ayam kampung.

Sayangnya pengadaan bibit ayam kampung ini menuai protes dari warga setempat lantaran ukurannya yang kecil. Warga menduga telah terjadi mark-up dan tidak sesuai dengan spesifikasi karena anggaran yang digunakan mencapai ratusan juta. 

“Kami kecewa pengadaan ayam dari pihak desa ini tidak sesuai yang kami harapkan. Ukuran ayam ini seperti anak burung, tidak masuk akal anggaran ratusan juta justru yang diterima warga adalah anak ayam,” kata warga setempat yang enggan disebut nama, Sabtu, (25/5/2024).

Lebih lanjut ia mengatakan, dalam rencana anggaran biaya, harga ayam dipatok Rp. 80.000 per ekor. Setiap KK menerima 6 ekor dengan demikian total pengadaa ayam mencapai 1.781 ekor. Artinya anggaran yang dipakai untuk pengadaan ayam tersebut adalah 1.781 x 80.000 atau sama dengan Rp 142.000.000.

“Kalau dikalikan anggaran buat beli ayam itu saja sudah mencapai Rp 142 juta ditambah dengan harga pakan Rp 8.500.000 dan operasional pengurus Rp 725.000 sehingga total anggarannya mencapai Rp. 151.000.000” kata dia.

Sementara Kepala Desa Mekar Sari, Jamaludin mengatakan, program ketahanan pangan tersebut telah selesai dilaksanakan. Ia pun membenarkan program ketahanan pangan Desa Mekar Sari berupa pengadaan unggas ayam kampung.

“Semuanya sudah kita salurkan, sebanyak 6 ekor kami bagikan kepada satu kepala keluarga. Semuanya sudah kita salurkan, tidak ada yang tertinggal,” kata Jamaludin.

Jamaludin juga membenarkan jika jumlah pengadaan ayam mencapai  1.781 ekor namun dirinya enggan menjawab keluhan warga terkait ukuran ayam tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi.

Reporter: Deni Aliansyah Putra