Roby Wijaya dalam peringatan HUT ke-19 Kabupaten Lebong tahun 2022
Bersahaja dengan senyuman yang khas, sosoknya modis dalam balutan kesederhanaan, sangat ramah namun tidak nampak seperti murahan. Ia pun tak segan memuji dan tidak pula kalap saat dipuja, khas seorang profesional. Mungkin terkesan absurd dan melebih-lebihkan namun begitulah adanya. Nuansa itu akan tergambar bagi siapa saja yang pernah bersua dengan sosok bernama lengkap Roby Wijaya. Bangkir senior yang kini menduduki jabatan Kepala Divisi Corporate Secretary Bank Bengkulu.
Roby telah malang melintang dalam dunia perbangkan. Sebelum menjabat Kepala Divisi Corporate Secretary Bank Bengkulu, Roby sempat dipercaya sebagai Kepala Divisi Manajemen Resiko Bank Bengkulu dan Kepala Cabang Bank Bengkulu Muara Aman. Jauh sebelum itu, Roby adalah karyawan biasa. Ia mengawali karir di Bank Bengkulu dengan status tenaga honorer namun berkat dedikasi dan prestasi, Ia kini menduduki jabatan mentereng yang tidak semua orang punya kesempatan.“Seperti melukis, itu lah goresan-goresan kisah perjalanan; yang diujungnya menjadi gambar, telihat jelas dan bisa dibaca” kata Roby suatu kala bertemu dengan penulis.
Pria kelahiran 7 September 1972 ini mengisahkan betapa terjal perjalanan karirnya di Bank Bengkulu. Tidak ada privilege untuk sampai pada posisi karirnya saat ini. Namun, Roby bukanlah sosok yang suka larut dengan masa lalu. Ia menimpali pahitnya perjalanan karir dengan segudang prestasi. Sebaliknya, apa yang telah dicapai hari ini tidak menjadikannya sosok angkuh. Ia selalu mempercayai campur tangan Tuhan dalam setiap anak tangga kehidupan yang dilalui. Peran keluarga, sahabat dan rekan kerja baginya adalah rangkaian puzzle yang kemudian menghantarkan pada posisi hari ini.
Kepiawainya dalam memimpin benar-benar diuji dengan jabatan Kepala Divisi Corporate Secretary Bank Bengkulu. Divisi yang ia tangani hampir bersentuhan dengan seluruh urusan perusahaan, internal dan eksternal. Corporate Secretary atau Sekretaris Perusahaan bertanggungjawab penuh dengan pengembangan perusahaan, termasuk di dalamanya urusan sumber daya manusia. Divisi ini adalah backbone yang akan menjadikan titik awal kesuksesan sebuah perusahaan. Divisi ini tidak hanya membutuhkan SDM berpengalaman namun butuh skill yang multitalenta.
Roby telah menjabat divisi tersebut hampir 6 tahun lamanya. Getir dan manis dalam perjalanan menjadi tulang punggung perusahaan telah ia alami, dari pergantian pucuk pimpinan hingga penyegaran staf berulang kali pula ia rasakan. Beruntung ia selalu bertemu dengan rekan sejawat yang memiliki visi sama dalam mewujudkan kesuksesan perusahaan. Ia selalu dipertemukan dengan pucuk pimpinan yang mengayomi sehingga tanggungjawab besar yang diemban tetap perpect dijalani. Baginya jabatan adalah amanah, totalitas dan dedikasi adalah kewajiban.
Bank Bengkulu telah mengajarinya banyak pengalaman, kematangan dan kebijaksanaan. Bank Bengkulu adalah sebuah perusahaan milik daerah yang mana setiap insan di dalamnya tidak hanya profit oriented tapi pelayanan kepada masyarakat. Lewat Bank Bengkulu sosok Roby ditempah, jiwa bisnisnya tumbuh beriringan dengan kepekaan sosial dan nilai-nilai kehidupan masyarakat. Berkarir di Bank Bengkulu tidak hanya menjadikan Roby sosok yang sukses dalam bisnis namun membuka ruang untuk memikul tangungjawab sosial pada kemajuan daerah.
Musik dan Sepak Bola
Multitalenta itulah anugerah yang melekat dengan Robby. Selain dikenal sebagai seorang bankir yang mahir dengan angka dan analisa, Roby ternyata memiliki banyak kebisaan yang bakal membuat iri siapa pun yang pernah mengenalnya. Senafas dengan karirnya di Bank Bengkulu yang begitu sukses, Robby dikenal memiliki olah vokal sekelas legenda hidup musik rock Indonesia Ahmad Albar. Bakat itu sudah menunjukan hilal-nya sejak ia duduk di bangku SDN 3 Sekayu. Ia tak selang waktu diminta teman-teman dan gurunya untuk bernyanyi. Suaranya yang serak namun merdu telah menjadikanya sosok bintang sejak usia sekolah.
Kemampuan bernyanyinya semakin matang saat duduk di bangku SMA. Puncaknya pada tahun 1991, bersama group music Rock Presto, Roby ikut dalam ajang festival rock paling bergengsi di tanah air, Log Zhelebour. Roby yang kala itu masih duduk di kelas 2 SMA berperan sebagai vokalis utama. Ia tampil dengan membawakan lagu ciptaan sendiri berjudul “Ambisi” yang beraliran clasic rock dan lagu pilihan milik Goodbles “Menjilat Matahari”. Namun, nasib belum beruntung, Roby dan kawan-kawan harus mengakui keunggulan band sesama dari Sumbagsel “Three Brothers” yang melaju ke babak final. "Kompetisi itu dimenangkan band asal Jawa Tengah, Kaisar Solo” kenang Roby.
Bagi generasi 80-an, nama Roby Wijaya akan selalu dikenang dalam sejarah perjalan musik rock khususnya di Sumbagsel. Ia sempat menukangi berdirinya wadah artis dan musisi di Palembang yang bernama “Gong Sriwijaya” yang hingga saat ini masih berdiri. Jiwa musisi Roby terus melekat mengiringi karirnya di dunia kerja. Kala menjabat Kepala Cabang Bank Bengkulu Muara Aman, Roby menunjukan atensi khusus dengan musik rock. Ia bersama musisi-musisi di Kabupaten Lebong menginisiasi festival musik di Lebong yang bertajuk “Rockin Mob 2018”.
Namun, dibalik bakat musik yang luar biasa itu, Roby adalah maestro lapangan hijau. Bukanlah Roby namanya kalau tak serba bisa. Musik memang menjadi warna dalam perjalanan hidup namun, sepak bola selalu menyertai kemana pun ia pergi. Kecintaan Roby dengan musik sama beratnya dengan sepak bola. Musik dan bola ibarat dua sisi mata uang bagi Roby.
Alumni Magister Manajemen Unib ini sudah menyenangi sepak bola sejak kecil. Bukan hanya senang, menginjak usia remaja Roby adalah pemain bola profesional yang pernah memperkuat klub dan kesebalasan daerah. Di usia muda Roby adalah striker yang haus gol, sundulan dan kelincahan kaki dalam yang memainkan si kulit bundar telah menghantarkannya dengan beragam prestasi. Pensiun dari pemain, kecintaan Roby dengan sepak bola terus belanjut hingga menjabat sebagai manejer PS Bengkulu.
Berperan sebagai manejer, prestasi gemilang di dunia sepak bola kembali diukir. Roby suskes menghantrakan PS Bengkulu lolos ke PON 2019. Ia adalah aktor intelektual dibalik kesuksesan PS Bengkulu mampu menjadi runner-up Pra-PON Papua. Posisi runner-up sekaligus menghantarkan PS Bengkulu untuk lolos ke PON Papua tahun 2019. “Kita sudah 32 tahun tidak masuk PON. Posisi runner-up cukup bagi kami waktu itu untuk lolos ke PON“ kata Roby mengenang kembali pertandingan PS Bengkulu yang dramatis karena serba kekurangan dari seluruh sisi. Kecintaannya dengan sepak bola tak pernah padam. Selain di PS Bengkulu Roby juga masih tercatat sebagai Pembina Bengkulu Futsal League (BFL).
Masa Depan Kabupaten Lebong
Lahir dari kampung, Roby sedari kecil telah menunjukan bakat seorang pemimpin. Ia kerap didaulat untuk memimpin mulai dari perkara sederhana hinga perkara serius sekalipun, baik dalam keseharian hingga dalam komunitas sosial. Roby adalah sosok yang selalu aware dengan dinamika kehidupan sosial masyarakat. Di sela pekerjaan yang penuh waktu, Roby tetap menyempatkan diri bergabung dalam organisasi kemasyarakatan. Ia saat ini masih tercatat sebagai Ketua Himpunan Kelaurga Besar Sriwijaya Bukit Barisan (HKSBB) Pangkalan Utama Provinsi Bengkulu sejak tahun 2007. Selain itu, ia sering pula diminta mahasiswa dan komunitas muda untuk menjadi narasumber seminar dan workshoup.
Belakangan, namanya muncul sebagai calon kepala daerah Kabupaten Lebong pada pemilu serentak 2024. Nama Roby sebenarnya sudah muncul sejak Pilkada tahun 2019 lalu. Ia digadang-gadang bakal menjadi kandidat kuat untuk menjadi pemimpin di bumi "Swarang Patang Setumang”. Kemunculan nama Roby bukan tanpa sebab, ia disebut sebagai tokoh alternatif yang akan merepresentasikan keberagaman di Kabupaten Lebong. Pengalamannya mengabdi puluhan tahun di Kabupaten Lebong diyakini menjadi modal kuat untuk menjadi penerobos pembangunan.
Roby memahami dengan detil potensi sumber daya yang dimiliki Kabupaten Lebong. Mulai dari potensi ekonomi hingga dalam tataran pengembangan wilayah dan pembangunan manusia. Kabupaten Lebong bagi Roby adalah rumahnya yang selalu menyemat panggilan untuk kembali dan mengabdi. Roby sejauh ini memang tidak pernah menyatakan secara resmi untuk maju dalam arena Pilkada Lebong namun dorongan terutama dari kalangan muda selalu saja datang menghendakinya menjadi pemimpin Lebong.
“Saya adalah orang yang tertarik dengan politik. Bagi saya politik adalah instrumen utama dalam merajut sebuah pembangunan daerah, tidak ada satu pun ritme dalam kehidupan ini yang tidak terikat dengan politik. Soal Pilkada Lebong bagi saya itu baru isu yang tidak bisa jawab hari ini. Dorongan itu selalu ada tapi bagi saya politik itu realistis bukan mengira-ngira dan yang terpenting tujuannya adalah pengabdian. Kepemimpinan tidak selalu berbicara jabatan tapi pengaruh” kata Roby.
Kabupaten Lebong di mata Roby adalah kabupaten yang memiliki potensi yang harus di-ekplore dengan cara yang luar biasa. Konsep industrialisasi masyarakat modern harus menjadi pilar utama dalam pembangunan. Ia percaya bahwa dengan menggerakkan roda industri, akan tercipta lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan menumbuhkan ekonomi daerah. Baginya konsep pembangunan suatu daerah tidak mesti muluk-muluk namun terukur dan bisa dieksekusi. Kendala yang dihadapi Kabupaten Lebong saat ini adalah keterisoliran akses karena bukan kawasan lintas. Solusinya perlu dilakukan percepatan dalam membuka akses keterisoliran wilayah, termasuk akses ke provinsi tetangga.
Selain itu kata Roby, arus digitalisasi harus dijadikan peluang bukan sebaliknya menjadi sesuatu yang menakutkan. Digitalisasi harus didorong ke seluruh sektor pembangunan, termasuk bagi pengembangan perekonomian masyarakat, baik itu sektor formal maupun informal seperti industri kecil menengah. Pemerintah daerah harus memfasilitasi sektor UMKM maupun produk-produk dari sektor pertanian, perkebunan dan perikanan melalui sarana digital. “Harga pasar terbaik tidak mungkin didapat tanpa memperluas pasar itu sendiri dan salah satu cara efektif adalah dengan digitalisasi. Akselerasi digitalisasi perlu dilakukan untuk meningkatkan daya gedor perekonomian daerah dan daya saing daerah” kata Roby mengutarakan sarannya.
Roby kemudian membagi konsep percepatan pembangunan perekonomian Kabupaten Lebong dalam 3 cluster; Lebong Atas dengan peningkatan sektor perkebunan, Lebong Bawah dengan mengoptimalisasi sektor persawahan dan perikanan dan Lebong Tengah yang meliputi kawasan Topos dan Rimbo Penggadang dengan komoditas hasil hutan dan perkebunan kopi. “Ketiganya harus dilakukan dengan pemutakhiran teknologi yang mudah dimengerti dan konsep pemasaran digital dengan melibatkan investor, pembangunan industri, dan join venture. Goals-nya peluang kerja baru bagi tenaga produktif sehingga daya beli meningkat, sektor UMKM menjadi hidup sehingga uang berputar di daerah sendiri” papar Roby Wijaya.
Apa yang diuraikan Roby tidak serta merta mengatensi dirinya untuk maju dalam arena Pilkada Kabupaten Lebong. Memang kemampunnya dalam memimpin tidaklah patut untuk diragukan. Roby bukan hanya sukses di dunia karir, kemampuan dalam beradaptasi dengan dinamika kehidupan bukanlah story yang biasa-biasa saja. Ia multitalenta yang mungkin bakat dari Tuhan namun, pebasket Amerika Serikat pernah berkata "Kerja keras mengalahkan bakat saat bakat gagal bekerja keras." Kevin Durant. Tidak ada yang kebetulan dalam perjalanan kesuksesan seseorang. Roby telah menunjukan cara mengelolah bakat dengan dedikasi tinggi dan kerja keras. Soal Pilkada Lebong bagi Roby adalah rahasia Tuhan yang mungkin akan menjadi bait kehidupan selanjutnya.
Kini ayah dua anak itu kerap mengisi waktu luang dengan bermain bola yang setara waktunya dengan bermain musik. Cintanya kepada bola tak surut, usia saja yang mengurangi kelincahan. Namun, suara serak merdunya masih seperti dulu, tidak berubah namun selera terus mengikuti perkembangan zaman. Roby adalah pengagum semua genere musik dan menyenangi seluruh cabang olahraga. Bagi Roby musik adalah warna dalam hidup dan olahraga adalah tintanya. Kepemimpin, dedikasi dan kerja keras adalah pembingkai dalam menitih kehidupan. [RS]