Kota Bengkulu, BI – KPU Kota Bengkulu  telah resmi menggelar rapat pleno terbuka tentang penetapan rekapitulasi peroleh suara pasangan calon peserta pilwakot Bengkulu 2018 tingkat KPU. Hasilnya pasangan Helmi Hasan-Dedy Wahyudi menduduki perolehan suara tertinggi dengan perolehan, 44.449 suara, disusul oleh pasangan Patriana Sosialinda-Mirza dengan perolehan 36.584 suara, Pasangan David Suardi-Bakhsir dengan perolehan 29.683 suara, dan pasangan ESD-Ahmad Zarkasih dengan perolehan 22.669 suara.

Menariknya, mayoritas partai politik yang selama ini getol mendukung pemerintah Jokowi harus kalah perolehan suara dari partai yang selama ini dikenal kritis dengan pemerintahan. 

Golkar, PDIP, dan Hanura yang dikenal dekat dengan pemerintahan Jokowi adalah partai pengusung dari pasangan Linda-Mirza sebaliknya partai yang selama ini dikenal kritis dengan pemerintahan Jokowi seperti Gerindra dan PAN adalah pendukung pasangan Helmi Hasan-Dedy Wahyudi.

Dari perolehan suara yang telah ditetapkan KPU Kota Bengkulu pada hari Rabu, 4 Juni 2018 bertempat di Krakatau Room, Hotel Horizon, pasangan Linda-Mirza kalah perolehan suara dari pasangan Helmi Hasan-Dedy Wahyudi. 

Pengamat Politik dari UMB, Dr. Elfahmi Lubis mensiyalir situasi tersebut menunjukan ada atmosfir perubahan pilihan politik masyarakat yang mungkin sebagai akibat kejenuhan terhadap pemerintahan Jokowi.  Selanjutnya bisa saja kejenuhan tersebut berdampak pada dinamika politik di Bengkulu, termasuk Pilwakot.

“Ini adalah energi baru bagi partai oposisi untuk mengusung calon presiden alternatif sebagai penantang Jokowi di Pilpres mendatang” Jelas Elfhami

Namun, Elfahmi Lubis mengatakan bahwa jumlah populasi pemilih di Bengkulu tidak representatif untuk dijadikan sebagai ukuran peta politik secara nasional. Jumlah pemilih di Kota Bengkulu hanya sebanding dengan jumlah pemilih tingkat kecamatan besar di Pulau Jawa. 

“Hasil Pleno KPU yang menetapkan kekalahan perolehan suara calon yang diusung partai pendukung pemerintah bisa saja efek dari kejenuhan masyarakat dengan pemerintahan Jokowi tapi pilwakot Bengkulu tidak representatif untuk dijadikan pemetaan politik secara nasional” Tegas Elfahmi 

Reporter : Freddy Watania
Editor : Riki Susanto