Interaktif News – Sebanyak 26 petani Desa Air Tenam Bengkulu Selatan menerima insentif lebih dari Rp130 juta dari Perhutanan Sosial melalui program Baby Tree. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali hutan dengan tanaman bernilai ekonomi seperti durian, jengkol, dan pinang.

Selain program Baby Tree, Program lainnya juga diberikan kepada seluruh kepala keluarga dengan pemberian paket Ramadhan senilai Rp200 ribu. Program tersebut adalah program Pohon Asuh, yang merupakan hasil penggalangan donasi untuk menjaga pohon di hutan desa.

Direktur KKI Warsi Adi Junedi mengatakan Program Baby Tree ini merupakan inovasi Perhutanan Sosial yang memberikan insentif kepada petani atas upaya mereka menanam dan merawat pohon.

Adi Junedi menambahkan insentif itu diberikan bertahap selama tiga tahun dengan nilai Rp70 ribu per batang. Saat ini, dari 9.829 bibit yang ditanam, sebanyak 9.150 telah tumbuh dengan baik, mencapai tingkat keberhasilan 93,04 persen.

“26 petani yang menerima insentif ini karena terbukti telah berkontribusi dalam menjaga ekosistem hutan Desa Air Tenam. Mereka telah menjaga komitmen atas bibit yang di tanam dua tahun lalu,”kata Direktur KKI Warsi Adi Junedi, saat menyerahkan insentif ini kepada petani Air Tenam.

Wansah, salah satu petani dengan jumlah pohon terbanyak, mengatakan dirinya menerima insentif Rp25 juta setelah dua tahun merawat 1.740 bibit di lahan seluas 5,8 hektare.

“Ini seperti mimpi, ada uang sebanyak ini yang diberikan kepada kami. Ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus menjaga hutan,” ujarnya.

Lanjut Adi Junedi, saat ini Desa Air Tenam telah mengelola hutan seluas 1.269 hektare dengan skema Hutan Kemasyarakatan dan 408 hektare dengan skema Hutan Tanaman Rakyat.

“Program Pohon Asuh memungkinkan masyarakat luas mengadopsi pohon dengan donasi Rp100 ribu-200 ribu per pohon, tergantung diameternya. Pada 2025, sudah ada 200 pohon yang diadopsi dengan dana terkumpul mencapai Rp38,5 juta,” sambung Adi Junedi.

Adi Junedi menjelaskan adapun dana dari Pohon Asuh tersebut digunakan untuk mendukung masyarakat, termasuk pembagian paket sembako senilai Rp200 ribu kepada setiap kepala keluarga menjelang Lebaran.

“Ini adalah bentuk dukungan nyata agar masyarakat terus berpartisipasi dalam menjaga hutan,” jelas Direktur KKI Warsi, Adi Junedi.

Sekretaris Desa Air Tenam, Aldiansyah, mengapresiasi program ini yang membantu masyarakat dalam mengelola hutan secara legal dan berkelanjutan.

“Dengan adanya program ini, masyarakat betul-betul merasakan manfaat nyata dari hutan yang mereka rawat,” kata Sekdes Aldiansyah.

Di sisi lain, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni telah mengumumkan bahwa perdagangan karbon dari sektor kehutanan akan segera diresmikan. Perhutanan Sosial menjadi peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan hak kelola hutan secara legal sekaligus memperoleh manfaat ekonomi.

“Keberhasilan program Baby Tree dan Pohon Asuh di Desa Air Tenam menjadi contoh yang dapat diterapkan bagi daerah lain. Potensi perdagangan karbon pada 2025 diperkirakan mencapai 26,5 juta ton CO₂ dengan nilai transaksi Rp1,6-3,2 triliun per tahun,” kata Adi Junedi.

Di Bengkulu, Desa Lemo Nakai telah memulai penghitungan stok karbon yang mencapai 1.363 ton CO₂eq. Dengan begitu ini akan menjadi peluang besar bagi Bengkulu untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari konservasi hutan melalui pasar karbon.

Reporter: Alfridho Ade Permana