Interaktif News – Di balik kesibukan seorang tokoh publik, tersimpan cerita lain yang tak kalah membanggakan, kisah anak-anak yang tumbuh dengan prestasi gemilang. Itulah yang tercermin dari keluarga mantan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan Derta Rohidin. Dua putra-putri mereka, Zamlarini dan Fachry, menorehkan catatan manis di dunia pendidikan, bahkan hingga ke kancah internasional.

Zamlarini, atau akrab disapa Zamla, baru saja meraih predikat summa cumlaude dari Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Predikat itu bukan datang tiba-tiba. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Zamla sudah menunjukkan bakat akademik luar biasa. Ia tercatat sebagai peraih nilai ujian tertinggi se-Provinsi Bengkulu, sebuah capaian awal yang menjadi tanda perjalanan panjang prestasinya.

Saat melanjutkan pendidikan di tingkat SMP, Zamla tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga aktif di kegiatan non-akademik. Keaktifan itu melatihnya untuk terus percaya diri. Tak heran, ia kembali dinobatkan sebagai lulusan terbaik. Bakat kepemimpinannya semakin terlihat ketika di SMA IT Iqra Kota Bengkulu, ia mampu membawa timnya meraih medali emas di ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan, tahun 2019, serta medali perak di Bali pada tahun yang sama.

Meski berasal dari keluarga tokoh publik, Zamla tumbuh sebagai pribadi yang tidak manja. Ia memilih jalannya sendiri dengan memanfaatkan peluang beasiswa. Selama kuliah di UI, ia mengikuti program Kampus Merdeka di Bank Indonesia yang memberinya kesempatan berharga sekaligus uang saku bulanan. Ia juga meraih UI Rise Scholarship serta menjalani program pertukaran pelajar ke Belanda, yang semakin memperluas wawasannya.

Kini, predikat summa cumlaude yang diraihnya menjadi bukti nyata kerja keras dan konsistensi. “Zamla tidak pernah ingin menyusahkan orang tua. Semua dicapai dengan usaha sendiri,” ujar seorang kerabat dekatnya. Sikap itu menjadi cerminan bagaimana anak-anak muda Bengkulu mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional dengan kerja keras, bukan hanya karena nama besar orang tuanya.

Namun kisah inspiratif tidak hanya datang dari Zamla. Sang kakak, Fachry sebelumnya juga membuktikan diri sebagai putra daerah berprestasi. Ia sukses menyelesaikan studi di dua universitas sekaligus, Universitas Indonesia dan salah satu universitas swasta, dengan predikat cumlaude. Jejak prestasinya tak berhenti di sana. Tahun ini, Fachry berhasil meraih beasiswa pemerintah untuk melanjutkan studi S2 di University of Illinois Urbana-Champaign, Amerika Serikat.

Kebanggaan ini tentu menjadi cerita tersendiri bagi anaka muda Bengkulu. Dalam sosok Zamla dan Fachry, masyarakat melihat teladan anak muda yang tekun, mandiri, dan mampu membawa nama daerah ke panggung lebih luas. Keberhasilan mereka menegaskan bahwa anak-anak Bengkulu memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat global.

Kisah keduanya menjadi inspirasi bahwa prestasi tidak lahir bukanlah warisan. Ia lahir dari kerja keras, konsistensi, dan keberanian untuk mencoba. Dari bangku sekolah dasar di Bengkulu hingga ruang kelas internasional di Belanda dan Amerika Serikat, Zamla dan Fachry telah menorehkan kisah yang memberi harapan, bahwa anak-anak daerah pun bisa menjadi bintang dunia.

Editor: Iman SP Noya