Interaktif News - Dalam rangka menurunkan prevalensi stunting, maka penting bagi tim yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk saling bersinergi. Karena kompleksnya permasalahan penanganan stunting perlu kolaborasi dari semua pihak untuk mengatasinya.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Sukarni pada kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilaksankaan di Gedung Pola Bappeda Litbang pada Jum’at (17/05/2024).
"Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah masa depan generasi penerus kita. Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengatasinya," ujar Sukarni.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh TPPS Bengkulu Selatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), para camat, kepala desa, serta berbagai lembaga non-pemerintah yang peduli terhadap isu stunting untuk mendiskusikan langkah-langkah strategis yang akan diambil dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di Bengkulu Selatan.
Beberapa poin penting yang diangkat antara lain adalah peningkatan akses layanan kesehatan ibu dan anak, edukasi gizi di masyarakat, serta pengawasan dan evaluasi program-program yang sudah berjalan. Sukarni juga menekankan pentingnya data yang akurat dan terkini untuk memantau perkembangan penurunan angka stunting.
Selain itu, Sekda Sukarni juga mengapresiasi upaya yang sudah dilakukan oleh TPPS selama ini dan berharap kegiatan ini menghasilkan rekomendasi yang konkret dan dapat diimplementasikan dengan baik.
"Mari kita jadikan rembuk ini sebagai momentum untuk meningkatkan koordinasi dan efektivitas program penanganan stunting di Bengkulu Selatan," tambahnya.
Kegiatan ini ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama sebagai wujud nyata keseriusan dalam mengatasi masalah stunting. Diharapkan, hasil dari rembuk ini dapat membawa perubahan positif bagi kesehatan dan masa depan anak-anak di Kabupaten Bengkulu Selatan. [Adv]