Sosialisasi penggunaan dan manfaat pupuk kotoran wallet di Kelompok Tani Batang Manggus, Kelurahan Talang Ulu, Kabupaten Rejang Lebong, Foto: Dok
Interaktif News - Dosen Fakultas Pertanian dari Program Studi Agroekoteknologi Universitas Bengkulu mengadakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan serta aplikasi pupuk kotoran walet pada tanaman kopi di Kelompok Tani Batang Manggus, Kelurahan Talang Ulu, Kabupaten Rejang Lebong.
Kegiatan ini merupakan wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang pengabdian kepada masyarakat. Tim pengabdian terdiri dari Prof. Alnopri sebagai Ketua, Marlin dan Septiana Anggraini serta dibantu tiga mahasiswa dari Program Studi Agroekoteknologi.
Dalam kegiatan itu dihadiri sekitar 20 anggota Kelompok Tani Batang Manggus dan berlangsung di lahan budidaya kopi milik kelompok petani setempat. Acara ini terbagi menjadi dua tahapan yakni penyampaian materi dan praktik langsung.
Ketua Tim Pengabdian Prof. Alnopri menjelaskan penggunaan pupuk organis jenis kotoran wallet ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen kopi. Materi yang diangkat dalam sosialisasi ini pun mencakup tekhnik grafting dan demontrasi pembuatan pupuk kotoran wallet.
“Teknik grafting pada tanaman kopi ini untuk memperpanjang usia produktif tanaman dan mempercepat waktu berbuah. Pupuk yang telah dibuat ini akan diaplikasikan langsung pada tanaman kopi sehingga tanaman langsung merasakan manfaat dari pupuk tersebut,” kata Prof Alnopri.
Menurut Prof. Alnopri, pupuk kotoran walet memiliki keunggulan dibandingkan jenis pupuk kandang lainnya. Selain kaya akan unsur hara, pupuk ini mampu meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, memperbaiki struktur tanah, dan mendukung pertanian berkelanjutan.
“Pupuk ini memiliki keunggulan dibandingkan pupuk lainnya, hanya saja pemanfaatannya masih minim dan sering dianggap sebagai limbah. Selain itu pupuk ini juga dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah pada tanaman,” ujarnya.
Sebelumnya, kelompok tani ini telah mendapatkan bimbingan mengenai pembuatan pupuk organik cair (POC) dan ecoenzym dari limbah kulit buah. Kegiatan kali ini melengkapi upaya peningkatan budidaya kopi organik di wilayah tersebut.
“Kelompok tani disini sebelumnya telah mendapatkan bimbingan mengenai pembuatan pupuk organik cair (POC) dan ecoenzym dari limbah kulit buah. Tetapi pada sosialisasi ini semakin melengkapi upaya budidaya kopi diwilayah ini,” kata salah satu anggota kelompok tani.
Ia berharap melalui kegiatan ini, Kelompok Tani Batang Manggus mampu mengimplementasikan teknik budidaya kopi organik secara maksimal. Penggunaan pupuk kotoran walet diharapkan menghasilkan buah kopi berkualitas tinggi dan menjadikan wilayah Kelurahan Talang Ulu sebagai sentra kopi organik di Kabupaten Rejang Lebong.
“kami selaku Tim pengabdian berharap pendampingan ini menjadi langkah awal untuk mengembangkan kompetensi petani kopi lokal dalam mewujudkan pertanian organik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” demikian Prof Alnopri.
Reporter: Firzani