Interaktif News – Isu dugaan penggelapan keuangan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) kembali mencuat. Informasi yang berkembang di kalangan masyarakat kampus UMB menyebutkan adanya dugaan penyalahgunaan dana universitas dengan nilai mencapai lebih kurang Rp 800 juta. Kasus serupa disebut-sebut telah beberapa kali terjadi dan belum mendapat penanganan tegas.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bengkulu, Dr (C) Herwan Saleh, M.AP mendesak Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah (PWM) Bengkulu untuk segera mengambil langkah konkret. Ia menilai pimpinan universitas harus bertanggung jawab penuh untuk mengusut dan menyelesaikan persoalan ini secara transparan.

“Jika informasi ini benar, artinya ada kelalaian, pimpinan universitas harus bertanggungjawab, khususnya rektor dan pihak-pihak yang berkaitan dengan tata kelolah keuangan. PWM Bengkulu juga harus segera turun tangan melakukan tindakan. Jika dibiarkan, ini akan menjadi preseden buruk,” tegas Herwan Saleh

Alumni Sekolah Kepemimpinan Nasional (SKN) Muhamamdiyah ini mengatakan, isu penggelapan keuangan tersebut tidak hanya merugikan institusi, tetapi juga berpotensi merusak citra Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan persyarikatan Muhammadiyah secara keseluruhan. Ia mengingatkan bahwa kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan Muhammadiyah menjadi taruhannya.

“Citra AUM dan persyarikatan bisa tercoreng. Kita tidak boleh membiarkan persoalan seperti ini berulang. Jika isu ini benar, jangan ditutupi harus dibuka ke publik, segera lakukan tindakan hukum ” kata dia.

Herwan juga mendorong dilakukan audit keuangan independen untuk memastikan kejelasan aliran dana dan menemukan pihak yang bertanggung jawab. Langkah audit dinilai penting untuk memberikan kepastian hukum, sekaligus menunjukkan komitmen pimpinan UMB dalam memperbaiki tata kelola keuangan lembaga.

“Isu ini harus menjadi atensi khusus pimpinan muhammadiyah karena menyangkut citra UMB sebagai aset terbesar lembaga pendidikan persyarikatan Muhamamdiyah di Bengkulu” kata Herwan.

Reporter: Irfan Arief