Interaktif News – Suasana haru selimuti Malam Gemilang Award UIN Fatmawati Sukarno (FAS) Bengkulu 2025. Dalam acara itu tampil sosok perempuan inspiratif yang menerima penghargaan di bidang pendidikan melalui dua lembaga yang ia dirikan, yakni Mayraa Montessori dan Humairaa Madrasahku.

Wanita itu adalah Dr. Rina Raflesia. Dia menjadi sosok yang paling tampil dalam acara tersebut dengan meraih penghargaan berdampingan dengan penghargaan yang diperoleh instansi lain seperti Kejaksaan Tinggi Bengkulu, Bank Indonesia, dan Bank Syariah Indonesia.

Namun di balik gemerlap panggung dan sorotan lampu, penghargaan yang diterima Dr. Rina memiliki makna yang jauh lebih dalam sebagai pengakuan atas perjuangan panjang membangun pendidikan yang berakar pada nilai kasih sayang, dan keimanan.

“Bagi saya, pendidikan bukan sekadar profesi, tapi ibadah. Setiap anak yang lahir ke dunia membawa cahaya, dan tugas kita adalah memastikan cahaya itu tidak padam,” kata Dr. Rina Raflesia usai menerima penghargaan.

Menurut Dr. Rina, dua lembaga yang dirikan itu mempelopori pendekatan belajar dalam membangun kemandirian karakter dan kebebasan berfikir anak sejak usia dini. Di sisi lain dua pendidikan tersebut juga membuka ruang pendidikan berbasis spiritual ilmu dan keimanan.

“Dedikasi ini lahir bukan dari fasilitas megah, tetapi dari keyakinan seorang ibu yang memulai hal-hal sederhana, antara cinta dan doa. Karena peradaban besar tidak lahir di gedung tinggi, tetapi dari hati yang tulus dan ruang-ruang kecil yang dipenuhi kasih,” sebutnya.

Penghargaan ini bukan akhir, melainkan titik awal bagi gerakan pendidikan yang lebih luas. Melalui visi dan langkah nyata, Dr. Rina membuktikan bahwa ilmu dan cinta bisa menjadi fondasi bagi lahirnya generasi berkarakter dan berdaya.

Pada malam anugerah itu, Bengkulu tidak sekadar menjadi saksi sebuah seremoni penghargaan, tetapi lahirnya inspirasi dari bumi Raflesia. Bahwa keikhlasan dan konsistensi tidak pernah sia-sia, dan dari tangan perempuan Bengkulu, cahaya perubahan itu menyala untuk Indonesia.

Editor: Iman SP Noya