Beredar informasi yang menyebut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menolak untuk disuntik vaksin Covid-19 pertama kali. Informasi serupa beredar di Facebook, WhatsApp dan media sosial lainnya.
Salah satu pengguna media sosial facebook @atjhevbinsugiarto misalnya pernah memposting “IDI tolak yg pertama dpt Vaksin sinovac China, mrk mau yg usul dong yg pertama dpt, siapa? Presiden lah.. 🤣😂”.
Atas informasi yang beredar itu, IDI membantah dengan mengatakan informasi tersebut tidak benar (hoaks). IDI juga mengatakan siap menjadi yang pertama divaksin agar menjadi contoh bagi masyarakat.
Penjelasan:
Dalam konperensi pers pada Senin, 14 Desember 2020, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) memberikan klarifikasi. Melalui video berjudul “Jumpa Pers Seputar Vaksin Covid-19”. Link video dapat diakses di sini.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, (IDI), Daeng M Faqih mengatakan, bahwa informasi tentang penolakan IDI pada vaksin Covid-19 tidak benar. IDI selalu mendukung pengembangan vaksin Covid-19 yang disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Kesehatan.
IDI juga telah berdiskusi dengan Erick Thohir selaku Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi bahwa dokter dan petugas kesehatan mendapatkan prioritas pertama untuk vaksin. Hal ini karena profesi dokter dan tenaga medis masuk golongan yang rentan terkena Covid-19. IDI memastikan siap menjadi pihak yang pertama kali divaksin dan menjadi role model bagi rakyat agar ditiru.
“IDI karena dianggap sebagai yang terdepan sebagai yang terdepan dalam bidang kesehatan, kami juga bersedia menjadi salah satu yang siap pertama dilakukan penyuntikan. Dengan menjadi contoh dan role model seperti itu kami yakin akan lebih memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap proses vaksinasi”, ujar Daeng dilansir dari kompas.com Senin, 14 Desember 2020.
IDI juga akan terus mendukung pemerintah untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dan mengimbau masyarakat tidak ragu mengikuti proses vaksinasi. Lebih lanjut IDI mengajak masyarakat untuk tidak takut vaksin dan mengabarkan informasi yang beredar sebelumnya tidak benar. Dari hasil penelusuran di atas, status tersebut masuk Konten yang Menyesatkan.
Redaksi