Magdalene Mei Rosha, Poto:Dok

Interaktif News – Gugus Tugas Covid-19 baru saja mengumumkan kasus perdana Covid-19 di wilayah Bengkulu. Dalam keterangannya, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah didampingi Kapolda Bengkulu Irjen Pol Supratman, Danrem 041/Gamas Kolonel Inf Dwi Wahyudi menyampaikan salah satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dinyatakan positif Covid-19. Pasien tersebut merupakan Jamaah Tabligh asal Lampung yang tiba di Bengkulu pada 5 Maret 2020 lalu. Pasien sempat dirawat di RSHD dan dirujuk ke RSMY sebelum akhirya dinyatakan meninggal dunia. 

Pasca merebaknya wabah Covid-19 di wilayah Provinsi Bengkulu, banyak aktifitas di media sosial dan statemen di media massa disebut memanfaatkan situasi untuk kepentingan politik. Beberapa akun media sosial  bahkan dicurigai sebagai buzzer karena memposting wabah corona untuk simpati politik pada tokoh tertentu dan dilain pihak menyerang tokoh lain. 

Kondisi ini disebut miris oleh Lumbung Informasi Rakyat (LIRA). Dalam keterangannya, pada Rabu, 01 April 2020, Gubernur LIRA Magdalena Mei Rosha meminta seluruh pihak yang berkepentingan secara politik untuk cooling down di tengah wabah Covid-19. Perempuan yang akrab disapa Rosha ini, berharap seluruh pihak bergandengan tangan melawan Covid-19.

“Virus ini wabah, ancamannya nyawa, tidak main-main. Saya sangat menyayangkan di tengah wabah ini masih ada yang mengeluarkan statemen untuk menggulingkan kepala daerah. Ada pula yang melampar kalimat yang sangat sarkas “Mayat Bergelimpangan” dan bahasa “Plentat-Plentot”. Statemen ini sangat meresahakan situasinya tidak tepat. Mari sama-sama kita turunkan ego, kita semua sedang berjuang melawan wabah. Mari bahu-membahu, saatnya kita tunjuukan kita bersaudara, kita ini Indonesia, kita Bengkulu dan kita yakin bisa melewati masa sulit ini” katanya

Rosha mendukung penuh kinerja Gugus Tugas Covid-19 dalam melakukan upaya memutus mata rantai kasus perdana Covid-19 di wilayah Bengkulu. Melakukan tracking sambung Rosha adalah langkah yang tepat.

“Saya sangat respect dengan upaya Pak Kapolda, Pak Gubernur, Pak Danrem termasuk juga teman-teman tenaga medis, paramedis yang berjibaku digaris terdepan memberantas penyebaran virus. Mereka terus berkerja, tugas kita cuma satu tetap di rumah jangan berkeliaran apalagi membuat statemen dan postingan media sosial yang meresahkan masyarakat. Manfaatkanlah medsos dan ketokohan untuk saling menguatkan, saatnya menyampaikan pernyataan yang berenergi positif bukan menampilkan siapa yang paling hebat” ujarnya 

Polda Bengkulu Warning Pembuat Gaduh

Kepolisian Daerah Bengkulu mengingatkan semua elemen masyarakat untuk tidak berpolemik terkait situasi Covid-19 di Bengkulu. Disampaikan Kapolda Bengkulu Irjen Pol Supratman melalui Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Pol Sudarno, pihaknya meminta semua elemen tidak menimbulkan kegaduhan ditengah situasi penanganan pencegahan Covid-19.

“Jadi saat ini kita bersama-sama sedang konsen pencegahan Covid-19 di Bengkulu, kami meminta baik itu unsur pemerintah daerah, swasta, tokoh agama, tokoh politik, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, juga masyarakat, agar tidak berpolemik terkait situasi Covid-19. Mari kita bersama-sama membangun isu positif terkait Covid-19, masyarakat jangan dibuat resah dan gaduh dalam situasi begini. 

Kami meminta tokoh-tokoh yang menjadi panutan tidak saling tuduh, tidak saling menyalahkan. Namun mari bersama-sama menciptakan situasi dan isu positif agar masyarakat tidak panik dan tidak ketakutan menghadapi situasi ini,” kata Kombes Pol Sudarno dalam keterangan rilisnya, Rabu (1/4/2020).

Ditegaskan Sudarno, saat ini sudah ada satu pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Menyikapi itu, pihaknya bersama pemerintah daerah dan TNI sedang menyisir pihak-pihak yang diduga berinteraksi dengan korban Covid-19 agar tidak menyebarluas ditengah masyarakat. Selain itu, upaya pencegahan juga terus dilakukan secara bersama-sama.

“Intinya kami meminta semua pihak tidak mengeluarkan statemen-statemen yang dapat menimbulkan kegaduhan ditengah masyarakat. Juga hindari menyebarkan berita-berita provokatif dan berita yang belum teruji kebenarannya. Kepada media massa kami juga meminta bersama-sama membangun optimisme pemberitaan dalam pencegahan Covid-19 ini. 

Jangan menulis berita-berita yang berpotensi menimbulkan kegaduhan dan keresahan. Apalagi terkait Covid-19, kan sudah ada gugus tugas yang menanganinya untuk sebagai sumber informasi. Jadi sebaiknya memberitakan yang jelas sumbernya. Ini bagian dari menjaga akurasi pemberitaan agar tidak simpang siur. Pihak yang berkompeten telah ditunjuk sebagai pusat informasi Covid-19, yakni Dinas Kesehatan,” jelas Sudarno.

Reporter: Riki Susanto