Interaktif News – Di tengah riuhnya kehidupan dan cepatnya zaman mengganti luka dengan tawa palsu, penulis muda asal Seluma, Bengkulu, hadir dengan karya baru yang begitu lirih dan jujur. “Luka pun Ada Obatnya”, novel ketiga karya Sintia, menawarkan ruang teduh bagi siapa pun yang tengah mencari makna dari luka dan kehilangan.

Dengan gaya bahasa puitis dan emosional, Sintia tak sekadar menulis tapi juga merangkul. Lewat tulisan ia seakan berbicara kepada mereka yang pernah ditinggalkan, dikhianati, dan kehilangan-bukan dengan kalimat motivasi kosong, tetapi lewat kejujuran yang ditulis perlahan.

“Buku ini dipersembahkan untuk kamu yang pernah ditinggalkan, dikhianati atau diambil paksa oleh masa lalunya. Duniamu akan berjalan indah, tak ada yang berubah hanya karena tidak ada ia,” tulis Sintia dalam pengantar yang seketika menampar lembut mereka yang masih menggenggam bayangan masa lalu.

Buku ini lahir dari perenungan panjang selama tahun 2024-tahun yang oleh Sintia disebut sebagai “tahun penuh jejak kenangan.” Ia menulisnya bukan dalam satu tarikan napas, tapi dalam banyak malam yang gelisah. Dalam pengakuannya, setiap halaman adalah coretan lama yang ia buka kembali, lalu ia lanjutkan dengan hati yang mulai belajar pulih.

“2024 belum lama kita tinggalkan. Masih meninggalkan jejak yang mendalam. Coretan lama kembali kubuka, menjadi lebih panjang ketika dibaca,” ungkap Sintia.

“Luka pun Ada Obatnya” bukan sekedar novel tapi refleksi. Buku inni adalah upaya seorang perempuan muda untuk menyusun ulang dirinya yang pernah hancur. Dan dalam proses itu, ia mengajak pembaca ikut bersamanya-menyelami luka, menangis jika perlu, tapi kemudian bangkit bersama.

Dalam tradisi penulisan sastra reflektif dan self-healing, karya ini layak disejajarkan dengan buku-buku novel kontemporer dari penulis muda Indonesia. Namun yang membedakannya adalah keintiman: Sintia menulis seolah untuk satu orang saja-kamu. Membaca setiap bagiannya seperti mendengarkan teman dekat bercerita, jujur dan tanpa topeng.

Bagi mereka yang sedang berada di persimpangan antara kehilangan dan penerimaan, buku ini bisa menjadi teman setia. Sebuah pengingat bahwa luka memang tak bisa dihindari, tapi selalu ada obat meski tidak selalu dalam bentuk yang kita duga.

Dan Sintia, lewat bukunya, barangkali adalah satu dari sedikit orang yang berani menawarkan obat itu: kejujuran, tulisan, dan keberanian untuk pulih.

  • Judul: Luka pun Ada Obatnya
  • Penulis: Sintia
  • Penerbit: Loverinz
  • Tahun Terbit: 2025
  • Pre Order: 083164654521/Sintia
  • Kategori: Novel, Refleksi Diri, Self-healing

Reporter: Deni Aliansyah Putra