Taman Baca dan Anak Jalanan

Taman Baca

Taman Baca Masyarakat Kolong, Ciputat Jakarta, poto/Hairunisa

Feature - Siapa yang tidak tahu tentang taman baca? Sebuah taman yang dihadirkan untuk masyarakat sekitar agar dapat membaca dengan baik. Sebagian besar saat kita mendengar kata ‘taman’ pasti selalu indentik dengan hijau dan udara yang sangat bagus akibat banyaknya pepohonan rindang tapi apa jadinya jika kolong tersebut berada di  tengah jalan sekaligus tepat beraada di bawah kolong  jalan layang? Inilah yang terjadi di kolong  jalan layang  pasar Ciputat, Tanggerang Selatan, Banten.
   
“TBM Kolong” begitulah tempat itu akrab disebut warga Ciputat yang tinggal di sekitar tempat tersebut. Tempat yang bernama asli “Taman Baca Masyarakat Kolong” ini sudah berdiri sejak tahun 2016 lalu dan sangat menyita perhatian banyak masyarakat. Bangunan ini didirikan oleh para mahasiswa FISIP UIN Syarif Hidayatullah yang tergabung dalam organisasi FISIP Mengajar. 

Taman yang tadinya hanya berupa pos jaga kecil, bau, dan tidak terawat. Kini berubah menjadi taman yang unik, bagus dengan dihiasi oleh mural-mural dan lukisan yang lucu, disertai juga sebuah arena permainan, selain banyaknya buku. Saat berada di taman ini masyarakat tidak perlu khawatir baik saat panas terik dan saat hujan tiba. 

Contoh saja Rais, bocah laki-laki yang masih duduk di bangku satu SMP ini pun sangat mengapresiasi taman baca ini. Memiliki orang tua yang tidak mampu membelikannya buku, membuat dirinya selalu mampir ke taman ini hanya untuk sekadar membaca bersama teman-temanya setelah pulang sekolah. 

Rais bersama anak-anak yang lain sangat serius sekali dalam membaca, walaupun terdengar dengan jelas dank eras bunyi klakson mobil, motor, ataupun suara teriakan dari sopir angkot yang sedang memanggil para penumpangnya. Bagi mereka kebisingan tersebut merupakan sebuah kenyamanan.  

Terlihat banyak sekali masyarakat yang hadir dengan anak mereka hanya untuk membaca sambil bermain bersama dengan teman-teman yang lain. Selain itu banyak pula para pengamen jalanan, atau pemulung-pemulung kecil yang hanya sekadar datang untuk melepas rehat dan penat mereka, bisa juga menjadi tempat tinggal sementara bagi mereka.

Salah satu pengunjung yaitu Ibu Rahmi mengatakan, dirinya beserta anaknya selalu datang setiap hari minggu untuk mengikuti kegiatan yang ada seperti kerajinan dari barang bekas dan sampah rumah tangga dengan cara mendaur ulang barang tersebut. 

Rahmi juga menambahkan, dirinya tidak merasa risih dengan kehadiran para pengamen atau anak jalanan yang lain saat mengunjungi taman tersebut. Dirinya merasa tempat ini pun bebas didatangi oleh siapapun, lagi pula baginya tempat ini dikhususkan bagi mereka-mereka yang sudah putus sekolah atau yang belum menjajaki dunia pendidikan sejak dini, dengan cara membaca buku yang telah disediakan. 

Walaupun sudah sangat terkenal, taman ini masih membutuhkan donasi buku bacaan, seperti yang dikatakan Dodon, salah satu pengamen jalanan. Mereka haampir bosan dengan buku yang mereka baca, dirinya berharap buku-buku tersebut bertambah jenisnya untuk bisa dibaca. 

Dodon pun menjelaskan, untuk member buku tersebut sangatlah mudah, yaitu cukup membawa bukunya ke taman dan serahkan kepada penjaga. Jika tidak ada penjaga, maka cukup tinggalkan bukunya dan juga seccarik kertas yang berisikan nama serta alamat. 

Penulis : Hairunnisa/Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta 
Editor: Riki Susanto