Kepala Dinas KP Provinsi Bengkulu saat meninjau PPN Seluma, Foto: Dok

Interaktif News – Penerapan “Blue Halo S” adalah pendekatan yang dirancang untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam mengelola sumber daya perikanan dengan cara yang berkelanjutan. Pendekatan ini mencakup berbagai aspek, termasuk penetapan kawasan larangan penangkapan ikan (no-take zones), pembatasan penangkapan ikan tertentu, dan upaya pengawasan yang lebih ketat terhadap aktivitas perikanan.

“Penetapan Kawasan Larangan Penangkapan Ikan (No-Take Zones) Daerah-daerah tertentu di perairan ditetapkan sebagai zona larangan penangkapan ikan. Ini bertujuan untuk memungkinkan populasi ikan dan organisme laut lainnya untuk pulih tanpa gangguan” kata Syafriandi, Senin, (24/07/2023)

Blue Halo S menghendaki adanya pengaturan ketat diterapkan terhadap penangkapan ikan tertentu, termasuk penentuan ukuran minimum ikan yang boleh ditangkap atau kuota penangkapan. Upaya ini juga diterapkan dalam aspek pengawasan aktivitas perikanan untuk memastikan bahwa peraturan dan pembatasan diikuti dengan ketat.

“Polanya bisa dengan melibatkan patroli perairan dan penggunaan teknologi seperti pemantauan satelit. Hal yang terpenting bagaimana melibatkan masyarakat dan para pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya perikanan. Ini memastikan bahwa pendekatan yang diambil mencerminkan kebutuhan masyarakat, dalam hal ini nelayan” jelas Syafriandi

Selanjutnya kata dia, aspek Blue Halo S juga menghendaki adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan, termasuk dampak positif jangka panjang dari tindakan-tindakan ini.

“Penerapan “Blue Halo Initiative” di daerah dapat sangat bervariasi tergantung pada konteks lokal. Provinsi Bengkulu tentu punya pola sendiri. Secara teknis DKP Provinsi Bengkulu akan mendukung program ini melalui pelatihan-pelatihan, bantuan alat tangkap yang ramah lingkungan termasuk metode budidaya perikanan modern seperti bioflok” kata Syafriandi

Untuk diketahui peluncuran program Blue Halo S ditandai dengan penandatangan plakat antara Yayasan Konservasi Indonesia, Conservation International, dan Green Climate Fund di BNDCC 2, Nusa Dua, Bali pada 2021 lalu.  

“Kementerian Kelautan dan Perikanan mengajak agar kerjasama ini tidak hanya melindungi kawasan konservasi, tetapi juga membantu pemberdayaan masyarakat pesisir agar laut tetap sehat dan memiliki nilai ekonomis tinggi,” ungkap Menteri Trenggono saat acara peluncuran program Bule Halo S.

Editor: Irfan Arief