Interaktif News – Puluhan hektare lahan persawahan di Desa Ketenong Jaya terancam kekeringan parah setelah banjir bandang melanda pada Sabtu, 15 November 2025. Banjir yang dipicu hujan deras selama dua hari berturut-turut itu menyebabkan tiga tanggul irigasi utama jebol, sehingga aliran air menuju area pertanian terputus total.

Warga setempat menyebutkan bahwa sebelum banjir terjadi, pasokan air untuk sawah masih berjalan normal. Namun sejak tanggul jebol, saluran irigasi tidak lagi berfungsi. Mereka khawatir tanaman padi yang baru selesai ditanam akan mati akibat kekurangan suplai air.

“Kami baru saja selesai menanam. Sekarang air sama sekali tidak mengalir ke sawah. Kalau tidak segera diperbaiki, hasil panen bisa gagal,” ujar salah satu petani Ketenong Jaya

Pj Kepala Desa Ketenong Jaya, Africo Saputra, bersama pihak kecamatan langsung turun ke lapangan meninjau area yang terdampak serta kondisi tiga tanggul yang jebol.

“Sudah kami tinjau lokasi jebolnya tanggul yang mengakibatkan sekitar 50 hektare sawah yang baru ditanam menjadi tidak terairi. Musibah ini sudah kami laporkan ke pihak kecamatan dan diteruskan ke BPBD Lebong,” jelas Africo.

Sementara itu, Camat Pinang Belapis, H. Kusrin mengatakan, kondisi sementara masih relatif aman karena tanaman baru saja ditanam sehingga tanah masih menyimpan kelembapan. “Kami sudah melapor ke BPBD untuk mencari solusi ke depan,” ujar Kusrin.

Para petani tetap berharap pemerintah dapat memberikan bantuan darurat, seperti pompa air atau langkah sementara lainnya, agar tanaman padi mereka bisa terselamatkan. Hingga kini, proses pendataan kerugian masih berlangsung dan diperkirakan akan meningkat seiring evaluasi di lapangan.

Selain mengancam ketahanan pangan lokal, kerusakan irigasi ini juga dinilai berpotensi menurunkan produktivitas pertanian di Desa Ketenong Jaya pada musim tanam tahun ini. Jika tidak ditangani cepat, dampaknya bisa merambat ke stabilitas ekonomi warga yang sebagian besar menggantungkan hidup pada hasil sawah.

BPBD Lebong dijadwalkan menurunkan tim teknis dalam waktu dekat untuk menilai tingkat kerusakan tanggul dan menentukan kebutuhan rehabilitasi darurat.

Warga berharap perbaikan dapat dilakukan secepat mungkin agar aliran air kembali normal sebelum tanaman padi memasuki masa pertumbuhan kritis.

Reporter: Muhammad Iqbal