Pertambangan Batu Bara Sumber Utama Pencemaran Udara

Sekolah Energi Bersih

Sosialisasi Sekolah Energi Bersih di SMAN 7 Kota Bengkulu, Foto: Dok/Kanopi Hijau Indonesia

Interaktif News – Aktivis Kanopi Hijau Indonesia, Hosani Ramos Hutapea mengatakan, penggunaan batu bara mulai dari hulu yaitu pertambangan sampai dengan pembakaranya menjadi kontributor utama pencemaran. Debu batu bara yang mengandung Sulfur, Merkuri, Arsenik, Hidrogen Peroksida, Nitrit Oksida dan logam berat lainnya beterbangan mencemari udara mulai dari area pertambangan sampai ke area penumpukan sebelum dibakar.

Hal itu disampaikan Hosani dalam rangkaian kegiatan sosialisasi Sekolah Energi Bersih yang digelar di sekolah SMA 7 Kota Bengkulu pada 20 Sepetember 2023 lalu. Gerakan ini dilakukan secara kontinyu oleh Kanopi Hijau Indonesia, sebelummnya menyasar beberapa sekolah seperti SMA Sint Carolus, SMAN 1 Kota Bengkulu, dan SMAN 4 Kota Bengkulu.

Dijelaskan Hosani, saat pembakaran abu batu bara yang lebih dikenal dengan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) terbang ke udara. Berdasarkan hasil analisis Kanopi Hijau Indonesia berdasarkan dokumen AMDAL, jika PLTU Batu Bara Teluk Sepang, Bengkulu  beroperasi maka setidaknya ada 700 Kg FABA dilepaskan ke udara.

Selain itu, pembakaran batu bara juga menjadi penyebab utama dari krisis iklim yang sekarang ini sedang terjadi. Menurut data Climate Watch, sektor energi merupakan penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca, yakni 36,44 gigaton atau 71,5% dari total emisi. Secara rinci sektor listrik menyumbang 40% dari total emisi karbon di dunia.

“Krisis iklim memberikan dampak yang serius pada kehidupan kita saat ini. Semua Kejadian ini disebabkan oleh langgengnya penggunaan batubara di Indonesia. Tentunya hal ini dilatarbelakangi oleh orientasi pemerintah yang masih mengutamakan nilai ekonomi bisnis sehingga mengalahkan nilai dan prinsip kelestarian lingkungan ” papar Hosani.

Menyikapi situasi ini, siswa juga menuliskan peta jalan transisi energi versi anak muda. Penghematan listrik, mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil, melakukan penanaman pohon serta melakukan kegiatan penyadaran peduli lingkungan kepada teman, keluarga dan masyarakat.

“Sebagai anak muda bisa mulai melakukan penelitian-penelitian sederhara untuk mendapatkan solusi energi alternatif pengganti energi dari PLTU batubara. Hal ini dilakukan untuk memperpanjang umur bumi sebagai rumah kita satu-satunya.” kata Hosani.

Editor: Irfan Arief