Kota Bengkulu, BI – Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Emilia Puspita yang juga akrab disapa Ita Jamil ini bakal menjadi ancaman serius bagi calon petahana. Pasalanya, mantan politisi PDIP ini kerap terlihat menyusur pemilih tradisonal yang sangat identik dengan voter Bengkulu. Pola inilah yang diyakini banyak pihak sebagai strategi politik yang akan mampu berbicara banyak di Pemilu 2019 mendatang.
Seperti yang disampaikan Perkumpulan Kajian Demokrasi untuk Pembangunan (PKDP) Provinsi Bengkulu, yang secara khusus memberikan apresiasi kepada Ita Jamil. PKDP menilai pola kampanye yang diterapkan Ita Jamil sangat sederhana dan berorientasi pada pencerdasan pemilih. Peran Ita Jamil dalam memberikan pencerdasan politik di forum-forum pedesaan sangat penting agar masyarakat tidak hanya diajak memilih tetapi ikut diberikan pendidikan politik. Definisi kampanye dalam UU Pemilu juga demikian, harus memberikan pencerdasan tidak boleh serta merta berorientasi suara.
“Beliau terlihat banyak beraktifitas di kegiatan desa, itu dilakukan masif dan terstruktur, strategi ini jarang dilakukan kandidat lain, ada sentuhan kesederhanaan yang dimainkan disitu, saya kira strategi ini sangat realistis karena pada prinsipnya masyarakat membutuhkan wadah penyampaian aspirasi, nah itu dijawab Ita Jamil” Kata Taufik Hidayat, Koordinator PKDP, Senin (22/10/2018)
Emilia Puspita punya track record yang sangat mumpuni dalam pertarungan politik. Ia adalah kandidat walikota di Pilwakot 214 lalu. Waulapun kalah, tapi suara yang dikumpulkan sangat signifikan. Ini bisa menjadi modal dasar yang dapat dijadikan refrensi kampanye Ita Jamil di wilayah Kota. Demikian juga dengan sejarah politik di daerah, Ita Jamil adalah mantan anggota DPRD Bengkulu Utara.
“pemetaan wilayah yang dilakukan Ita Jamil sangat porporsional, dia seolah sangat memahami wilayah Kota adalah pertarungan popular-ideologis dan itu sudah final bagi Ita Jamil. Saya kira tidak ada warga Kota yang tidak tahu dengan nama Ita Jamil namun, memang perlu pematangan materi kampanye agar warga Kota memiliki alasan realistis untuk memilih bukan faktor emosional saja” Tambahnya
Manuver politik inilah yang diyakini menjadi ancaman serius bagi kandidat lain, terutama petahana. Ita Jamil mampu mengambil alih fungsi aspiratif anggota DPD yang seharusnya dilakukan secara konstan oleh kandidat petahana. Strategi road show di kalangan bawah semakin menisbatkan eksitensi Ita Jamil di kalangan pemilih tradisonal. “Saya kira Ita Jamil adalah ancaman serius karena dengan manuver itu ia mampu mengambil alih ruang suara bagi kandidat petahana” Jelas Taufik
Sejalan dengan pengamat politik dari Univeristas Bengkulu, Mirza Yasben. Ia menyebut Ita Jamil adalah seorang petarung, Ita jamil memiliki integritas dan kemandirian serta tauladan bagi kaum perempuan, “sosoknya tangguh dalam pejuangan, pemberani dan cepat dalam mengambil keputusan dan berani mengambil resiko” Ucapnya melalui pesan singkat
Mirza Yasben juga menyarankan kepada seluruh kandidat DPD untuk lebih terbuka dalam bersosialiasi kepada masyarakat, terutama tufoksi DPD. Seluruh materi kampanye sebaiknya terdokumentasi agar publik bisa melakukan evaluasi ketika kandidat terpilih. Ini disampaikan Mirza karena mayoritas masyarakat belum memahami secara utuh tentang tugas dan fungsi anggota DPD. Akibatnya, publik juga mengalami kesulitan untuk menyampaikan kritik atau masukan kepada anggota DPD.
“nanti publik bisa evaluasi mana yang tepat janji mana yang janji palsu, saya kira masih banyak tugas-tugas DPD yang sama sekali belum tersentuh dengan baik, masalah tapal batas misalnya baik di Bengkulu Utara maupun kasus di Bengkulu Selatan, saya tidak melihat ada peran aktif anggota DPD yang sekarang menjabat, padalah itu tugas utama mereka” Jelas pengampu mata kulia ilmu administrasi negara ini.
Reporter : Anasril Azwar
Editor : Riki Susanto