Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, Foto: Dok

Interaktif News – Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan semprot Thomas Trisakti Limbong (Tom Limbong) imbas dari debat calon wakil presiden yang membahas masalah hilirisasi beberapa waktu lalu. Luhut sangat menyayangkan banyaknya disinformasi yang disampaikan pada momen tersebut. 

Seperti diketahui, Cawapres Muhimin Iskandar terlibat perdebatan Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Perdebatan ini diawali dengan pertanyaan Gibran kepada Muhaiman terkait Lithium Ferro Phosphat (LFP). 

Gibran mengatakan, LFP adalah produk China yang bisa menggerus potensi nikel Indonesi yang merupakan bahan baku pembuatan batrai. Indonesia adalah negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Gibran kemudian menyinggung nama salah seorang Timses AMIN, Tom Limbong yang kerap mempromosikan LFP.  

Muhaiman menjawab bahwa program hilirisasi nikel tidak berdampak siginifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Termasuk masalah nikel yang menurut Muhimin, pasar dan harganya sudah mulai turun karena permintaan mulai menurun. Sisi lain kebijakan hilirisasi Pemerintah Indonesia terlalu ugal-ugalan dengan melakukan ekploitasi nikel. 

Gibran kemudian kembali menanggapi dengan menyebut, Muhaimin tidak memahami soal LFP padahal Timsesnya Thomas Limbong sering mengkampanyekan masalah LFP. Gibran menyebut mungkin Muhaimin tidak dikasih contekan oleh Thomas Limbong. 

Karena itu, saya merasa perlu menyampaikan beberapa catatan terkait program hilirisasi yang menjadi ranah pekerjaan di kantor kami selama ini serta erat kaitannya dengan tema debat saat itu” tulis Luhut di lman Instagramnya, Rabu, (24/01/2024)

Luhut menjelaskan, harga rata-rata nikel dunia sejak 10 tahun terakhir adalah US$15 ribuan, masih lebih rendah dibandingkan harga sekarang. Periode 2014-2019, ketika awal-awal periode Indonesia melakukan hilirisasi, harga rata-rata nikel dunia hanya sebesar US$12 ribuan. 

“Jadi saya kira tim pasangan calon perlu melihat histori data yang lebih panjang dalam membaca siklus harga komoditas” kata Luhut

Kedua, data ekspor produk turunan nikel pada periode Januari-November 2023 adalah sebesar US$31.30 miliar, naik 0.6% dibandingkan ekspor periode yang sama pada tahun 2022 yaitu US$31.13 miliar. Meskipun produksi Indoensia meningkat cukup signifikan bukan berarti pendapatan menurun. 

“Terakhir, terkait LFP. Tidak benar yang disebutkan itu kalau pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100% LFP untuk mobil listriknya. Mereka masih menggunakan baterai berbahan dasar nikel, yang disuplai oleh LG. Selain itu, publik perlu tahu bahwa lithium baterai berbasis nikel itu bisa didaur ulang sedangkan baterai LFP sejauh ini masih belum bisa didaur ulang” kata Luhut.

Editor: Iman SP Noya