Tantangan Ekonomi di Pemerintahan Indonesia Pasca-Pemilu

Tantangan Ekonomo Pasca Pemilu

Tahun politis membawa tantangan ekonomi tersendiri bagi pemerintahan Indonesia. Isu-isu terkait pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, perdagangan internasional ditengah perang dagang dan melemahnya permintaan dunia, serta keuangan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah baru. Merespon permasalahan tersebut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan menggelar “The 4th Thee Kian Wie Lecture Series 2019: Indonesia Economic Challange for the New Government” pada Selasa, 30 April 2019 di Jakarta.
 
Jakarta, InteraktifNews - Dalam satu dekade terakhir, LIPI melalui Pusat Penelitian Ekonomi merinci beberapa problema mendasar dalam membangun daya saing dan inklusivitas keuangan. ‘Pertama, perbankan sebagai pelaku dominan di pasar keuangan menghadapi problema kekakuan bisnis dan keterbatasan informasi dalam menyediakan kredit skala kecil kepada Usaha Kecil Menengah akibat peraturan yang rigid dari otoritas keuangan,” ujar Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho. Menurut Agus, operasional perbankan juga secara sosiologis jauh dari karakteristik UKM serta Rumah Tangga Miskin yang menuntut informalitas kemudahan dan kecepatan layanan.

Permasalahan kedua, lanjut Agus, adalah tingginya bunga kredit mikro oleh lembaga keuangan non-bank akibat besarnya biaya operasional dan keterbatasan likuiditas serta tidak berkembangnya sistem penjaminan di pasar kerdit mikro. “Sedangkan permasalahan berikutnya adalah dominansi perbankan dalam mobilitas tabungan dan distorsi pasar akibat intervensi subsidi bunga program kredit mikro pemerintah,” ungkapnya. Situasi ini, ujar Agus, menyebabkan kompetisi yang tidak adil  antara perbankan dan lembaga keuangan non-bank. “Di sisi lain, keterkaitan operasional baik pola channelling dan executing tidak berjalan baik antara keduanya,” terangnya.

Thee Kian Wie Lecture Series sendiri diselenggerakan sebagai bentuk tanggungjawab keilmuan para peneliti di Pusat Penelitian Ekonomi LIPI. “Juga sebagai bentuk penghargaan kami sekaligus mengenang jasa-jasa peneliti senior mendiang Thee Kian Wie yang wafat pada 8 Februari 2014 lalu, dengan warisan luar biasa baik untuk kemajuan ilmu pengetahuan sosial dan kebijakan ekonomi di Indonesia,” ungkap Agus.

Direncanakan akan hadir sebagai narasumber adalah Wakil Presiden Republik Indonesia persiode 2009-2014, Boediono, Prof. Hal Hill, serta Arianto Patunru dari Australian National University. Kegiatan ini merupakan kerja sama Pusat Penelitian Ekonomi LIPI dengan Forum Kajian Pembangunan ANU Indonesia-Project dan ISEAS Yusouf-Ishak Singapura.

“Keteladanan Pak Thee, sebagai peneliti yang sangat produktif, dengan kepribadian yang murah hati, disiplin, dan humoris, telah memberikan inspirasi bagi para peneliti dan akademisi hingga sekarang,” pungkas Agus (Rilis)

Editor: Riki Susanto