Masterplan Bengkulu Internasional Sport Center, Dirancang Akomodir 52 Cabor

Masterplan Bengkulu Internasional Sport Center

Perencanaan kawasan olahraga terpadu yang rencananya akan dibangun di kabupaten Bengkulu Tengah seluas 76 Hektar. Foto/Dok

Interaktif News - Gubernur Rohidin Mersyah didampingi Kepala OPD terkait, Senin (15/11) mendengarkan pemaparan perencanaan/masterplan Bengkulu Internasional Sport Center (BISC) dari pihak konsultan. 

Kawasan olahraga terpadu yang rencananya akan dibangun di kabupaten Bengkulu Tengah ini dimaksudkan sebagai pengganti Stadion dan Gor Sawah Lebar yang dirasa tidak representatif lagi, terutama untuk gelaran event tingkat nasional.

Dari master plan yang dipaparkan, di area seluas 76 hektar akan dibangun sarana dan prasarana olahraga dengan bangunan inti yang berada di tengah membentuk pola Bunga Rafflesia. 

Kawasan BISC dirancang mengakomodir 52 cabang olahraga, termasuk di antaranya motorcross dan offroad.

Selain sarana olahraga di kawasan ini menyediakan ruang terbuka hijau sebagai sarana rekreasi masyarakat dan kawasan bazar/UMKM  dan fasilitas umum lainnya. 

Usai mendengarkan pemaparan, Gubernur Rohidin minta rencana pembangunan kawasan olahraga terpadu ini agar disesuaikan lagi dengan kemampuan keuangan daerah supaya bisa terlaksana dengan baik. 

"Masterplannya sudah selesai tahun ini, tadi saya minta coba dianalisa tahapan tahapan pembangunannya dengan kemampuan keuangan daerah," tutur Gubernur.

Menindaklanjuti hal tersebut Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu Mulyani Mengatakan realisasi pembangunan kawasan olahraga terpadu ini akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemungkinan event olahraga yang dapat bisa digelar di provinsi Bengkulu.

"Misalnya Porwil, nah kita akan bangun apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk cabang olahraga yang dipertandingkan. Sehingga biaya yang diperlukan tidak sebesar rencana pembangunan BISC yang mencapai 5,2 triliun," tegasnya.

Sementara pembangunan kawasan olahraga terpadu dikatakan Mulyani pelaksanaannya masih melihat kondisi keuangan daerah.

Editor: Alfridho AP