Bantu Rakyat, Apa Konglomerat?

Helmi Hasan

Calon Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, Foto: Dok:tangkapan layar/TikTok @helmihasanchanel

“Orang apa bunglon sih? Geser dikit sudah beda omongan” Satire yang akrab di tongkrongan Gen Z itu ternyata bukan sindiran belaka, nyata adanya. Tergambar dalam konten kampanye Calon Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan yang diunggah ke TikTok, Rabu, 9 Oktober 2024. Sebuah konten dengan narasi yang tak semakna dengan slogan “Bantu Rakyat” yang selama ini ditenteng kemana-mana. Ibarat minyak dengan air, setara Korut dengan Amerika yang selalu bertolak belakang.

Konten itu berisi janji Helmi Hasan yang akan menurunkan pajak BBM nonsubsidi andai jadi Gubernur Bengkulu. Ia akan merevisi Peraturan Gubernur Bengkulu Nomor 2 Tahun 2020 yang mengatur tarif pajak BBM nonsubsidi 10 persen menjadi 7,5 persen saja. “Gubernur baru nanti akan merevisi (menjadi) 7,5 persen” kata Helmi Hasan sembari berdalil ingin melepas beban konglomerat, maaf maksudnya beban rakyat. 

BBM nonsubsidi adalah Pertamax, Turbo, Dexlite, Pertamina Dex yang namanya pun tidak begitu akrab dengan telinga ‘kita’. BBM yang biasa ‘diminum’ kaum papa yang menunggangi Aplhard, Foturner, Pajero dan teman-temanya. Minyak bagi mereka yang akrab dengan jajanan Pizza dan nongkrong di balkon Starbucks. Bukan solar, bukan pula pertalite yang biasa ‘dihirup’ kaum ojol, emak-emak Mio, sopir angkot dan abang-abang penjual sayur keliling.  

Tarif pajak 10 persen yang akan dipangkas Helmi Hasan adalah pajak BBM untuk kebutuhan industri (perkebunan dan pertambangan) dan konsumen kelas atas. Helmi Hasan akan mengubah Pergub yang selama ini ‘memaksa’ para konglemerat berbagi bahagia dengan kaum melarat. Tahun 2023 lalu setoran pajak BBM nonsubsidi mencapai Rp 200 Milyar. Uangnya kemudian dikonversi menjadi APBD, digunakan untuk membangun rumah-rumah tak layak huni, menyantuni anak yatim dan kaum dhuafa, membangun rumah ibadah, fasilitas kesehatan, dan subsidi pendidikan.

Helmi Hasan justru tak menyinggung pajak BBM subsidi yang selama ini dipikul kaum bawah-rakyat yang katanya mau dibantu. Politisi memang begitu, demikian sulit memadukan ucapan dan perbuatan. "Biarkan lidahmu mengatakan apa yang hatimu pikirkan” ucap politisi legendaris asal negeri Paman Sam, Davy Crockett. Slogan Helmi Hasan kini makan tuan. Bantu rakyat, apa bantu konglomerat?

Redaksi