Hari Guru Nasional; Mereka Penggerak Peradaban Bangsa

Emilda Sulasmi

Oleh: Dr. Emilda Sulasmi, M.Pd*

Jika telusuri kembali sejarah, maka akan ditemukan fakta bahwa tanggal 25 November merupakan hari lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Mulanya organisasi ini bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada tahun 1912. Lalu pada tahun 1932, namanya berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Organisasi ini terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah. Pada umumnya, mereka bertugas di Sekolah Desa atau Sekolah Rakyat.

Setelah Indonesia merdeka, PGI kembali berkontribusi dan mengadakan Kongres Guru Indonesia yang pertama kalinya pada tanggal 24-25 November 1945 dan juga melahirkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Sebagai penghormatan kepada guru, Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994 menetapkan 25 November sebagai Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tahunnya.

"Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar" adalah tema hari guru pada tahun ini. Disimbolkan dengan  empat anak yang ceria dengan tangan direntangkan ke atas kemudian warna yang dipilih pun bernuansa meriah. Bukan tanpa alasan semua simbol itu dipilih, penyemangat. Ya, pemberian support kepada anak-anak di Indonesia untuk tetap bersemangat untuk belajar di tengah pandemi yang semuanya tidak tahu kapan berakhirnya.

Apa sesungguhnya makna profesi guru? Lalu bagaimana profil guru masa kini? Terlebih pada era disrupsi dan ditengah bencana non alam pandemi covid-19. Merujuk pada makna hakiki dari guru, maka sesungguhnya profil guru tercermin dari setiap orang yang berupaya untuk mendewasakan orang yang belum dewasa, orang yang memberikan informasi pengetahuan dan mereka yang memberikan keteladanan.

Memperingati hari guru adalah bentuk dukungan kepada semua guru di Indonesia dan meyakini bahwa guru sangat berperan dalam menentukan nasib bangsa Indonesia ke depan. Fakta sejarah telah membuktikan, bahwa guru disekolah-sekolah dan guru di madrasah-madrasah telah mampu membangkitkan semangat patriotisme dan jiwa kepahlawanan kepada anak bangsa dalam merebut kemerdekaan. Oleh karena itulah maka guru menjadi bahagian penting dari elemen pembentuk dan penggerak roda peradaban.

Peringatan hari guru nasional ditengah pandemi covid-19 ini menjadi penting untuk dijadikan refleksi bagi semua pihak, baik dari pemerintah, korporasi maupun dari masyakarat. Pada sosok guru inilah betapa tinggi ketergantungan kita dan pengharapan yang luar biasa guna membangun pondasi karakter anak-anak bangsa dimasa depan. 

Proses pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh telah menyentakkan alam sadar kita, bahwa mereka sangat berat perjuangannya, pandemi ini sesungguhnya telah mengingatkan kita bahwa sosok guru yang kerapkali diabaikan pengorbanannya menjadi penting keberadaannya.

Mari kita perhatikan dan renungkan secara seksama, berapa banyak orang tua yang hari ini mulai merasakan jenuh, jengah dan berkeluh kesah, betapa sulitnya mendidik anak-anak mereka dirumah, betapa profesi ini membutuhkan kesabaran yang ekstra, kedisiplinan yang tinggi, dan lebih dari itu, ternyata mendidik anak-anak dirumah tantangannya sangat luar biasa beratnya.

Pandemi covid mengajarkan semua pihak bahwa selama ini mereka telah mengabaikan peran guru di sekolah dan madrasah, mereka menganggap telah selesai tugasnya jika telah melunasi biaya SPP, masih terdapat asumsi para orang tua bahwa para guru telah sejahtera hidupnya dengan berbagai tunjangan yang telah diberikan pemerintha. Padahal sesungguhnya itu jauh dari kecukupan hidup mereka, terutama para guru-guru honorer, guru-guru di pedesaan dan daerah tertinggal lainya. Akibatnya, masih juga ditemukan para guru yang ‘nyambi’ berdagang, menjadi tukang ojek, dan aktifitas usaha dan jasa lainnya hanya untuk memenuhi kebutuhan standar hidup yang layak.

Nelson Mandela pernah mengatakan bahwa “ Education is the most powerful weapon which you can use to change the world “. Kalimat penutup dari Neslon Mandela ini kiranya dapat menjadi renungan kita bersama, baik bagi orang tua, para guru, maupun masyarakat lainnya. Terima kasih guru dan Selamat Hari Guru Nasional 25 November 2020. 

*Penulis adalah Dosen Magister Manajemen Pendidikan Tinggi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.