Interaktif News – Festival “Serempak” yang digelar Museum dan Cagar Budaya, Kementrian Kebudayaan RI di Benteng Malborough Kota Bengkulu ternyata meninggalkan banyak masalah. Diantaranya insiden talent tertimpa tenda hingga kabar mundurnya panitia lokal, talent dan media partner.

Korban tertimpa tenda diketahui bernama Tara yang merupakan salah seorang pengisi acara dari Group Marhaban Ar Raudhah. Tara sempat dilarikan ke rumah sakit karena mengalami cidera, Minggu, (28/09/25) malam.

Dalam video yang beredar di media sosial, Tara diketahui dirawat di UGD RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu. Video tersebut disertai dengan narasi tidak ada tanggungjawab dari panitia.

Ternyata sebelum hari H, festival ini juga diterpa kabar tak sedap, panitia lokal menyatakan mundur lantaran terjadi ketidaksepakatan dengan panitia pusat. Padahal mereka sejak awal telah membantu persiapan acara, termasuk mengorganisasi talent yang akan mengisi acara.

“Kami mundur karena tidak sesuai dengan kesepakatan. Kami sejak awal membantu persiapan tapi banyak yang tidak transparan” kata salah seorang panitia yang enggan disebut nama, Selasa, (30/09/25).

Kabar mundurnya panitia lokal ini juga diiringi informasi mundurnya Info Konser Bengkulu (IKB) sebagai media partner lokal. Kabar itu sempat diposting melalui laman Facebook @suc***bae, Minggu, (28/09/25). Namun, belakangan postingan itu dihapus.

“Halo sobat IKB. Dengan berat hati kami sampaikan Info Konser Bengkulu resmi mengundurkan diri dari exclusive media parner @kitoserempak” demikian tertulis dalam flayer digital pernyataan mundur IKB yang diunggah akun FB @suc***bae. Postingan itu disertai mention ke KPK, Polda dan Kejati Bengkulu.

Tidak hanya sampai di situ, talent lokal yang sejak jauh hari telah mempersiapkan diri untuk tampil juga dikabarkan mundur H-3 acara. Mereka menyatakan tidak tampil karena alasan ketidaksesuaian dengan konsep acara dan masalah transparansi.

Beberapa telent yang menyatakan mundur rencananya akan menampilkan musik tradisional kotemporer Bengkulu. Kelompok seni ini biasanya langganan mengisi festival seni dan budaya di Bengkulu.

Sementara EO Festival Serempak, Ipam Munthe mengatakan, terkait insiden talent tertimpa tenda pihak panitia bertanggungjawab. “Per kemaren malam kita juga sudah memberikan santunan dan bertanggungjawab perihal pengobatan ibu tersebut” kata Ipam

Ipam juga mengklarifikasi perihal mundurnya IKB dari rangkaian acara. Persoalan dengan IKB hanya kesalahan komunikasi dan pihak IKB sudah menyatakan melanjutkan kerjasama. “Ada missed komunikasi antara owner Info Konser Bengkulu dengan timnya” kata Ipam, Selasa, (30/09/25)

Namun, Ipam tidak membantah persoalan mundurnya panitia dan talent lokal. Ipam tidak lagi menjawab ketika media ini berusaha bertanya perihal kemunduran tersebut.

Sebelumnya, Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Provinsi Bengkulu mendesak Kementerian Kebudayaan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Festival Serempak di Benteng Marlborough, Bengkulu. Desakan ini muncul setelah munculnya sejumlah persoalan dalam rangkaian festival.

“Festival ini kehilangan rohnya. Jika tujuannya kebudayaan, mestinya menghadirkan seni dan tradisi Bengkulu, bukan sekadar panggung hiburan,” tegas Gubernur LIRA Bengkulu, Aurego Jaya, Selasa, 30 September 2025.

LIRA juga menyoroti dugaan adanya keterlibatan event organizer (EO) dari luar daerah. Hal ini dinilai merugikan pelaku kreatif lokal yang semestinya diberi ruang untuk terlibat dalam acara kebudayaan.

Aurego pun mendesak APH untuk turut tangan kemungkinan dugaan tindak pidana korupsi atas penyelenggaraan festival tersebut. Indikasinya bisa ditelusuri melalui item-item pembayaran seperti paket pengadaan EO, honorarium panitia, talent dan mata bayar lain.

“Ini acara kan pakai duit negara. Informasi yang kami terima anggarannya miliaran rupiah. APH harus turun tangan, tindak pidana korupsi itu sangat mungkin terjadi. Kami juga masih melakukan investigasi, segera kami laporkan dalam waktu dekat” kata Aurego.

Reporter: Riki Susanto