Interaktif News – Dua mahasiswi Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Decha Syafitri dan Dini Amalia, berhasil meraih medali emas pada ajang International Science and Invention Fair (ISIF) 2025 yang digelar di Hongkong Garden Restaurant, Denpasar, Bali, pada 12–14 November 2025.

Kompetisi ilmiah bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) ini diikuti peserta dari 27 negara dengan total 956 tim. Sebanyak 522 tim mengikuti lomba secara daring, sementara 434 tim lainnya berkompetisi secara langsung.

Decha mengatakan bahwa Ia bersama rekannya Dini telah berhasil memenangkan ISIF 2025 pada kategori Environment. Dalam kategori ini, keduanya mengusung inovasi pengolahan limbah ampas tebu.

“Kami melakukan inovasi yang berfokus pada pemanfaatan limbah sisa produksi UMKM es tebu menjadi kertas saring laboratorium sebagai alternatif ramah lingkungan sekaligus bernilai ekonomis,” ujar Decha Syafitri saat dihubungi via telepon, Kamis, (20/11/2025).

Menurut Decha, inovasi tersebut dinilai unggul karena tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga menghadirkan solusi alternatif untuk kebutuhan laboratorium, khususnya pada kertas saring yang selama ini masih bergantung pada produk pabrikan berbahan baku impor.

Decha Syafitri dan Dini Amalia, masing masing menerima Medali emas dan sertifikat award International Science and Invention Fair (ISIF) 2025, Foto: Dok

Decha Syafitri dan Dini Amalia, masing masing menerima Medali emas dan sertifikat award International Science and Invention Fair (ISIF) 2025, Foto: Dok

“Berkat karya ini, kami berhasil memukau dewan juri dan keluar sebagai peraih medali emas di tengah persaingan ketat ratusan tim dari berbagai negara,” ujarnya.

Decha berharap penghargaan yang ia terima mendapat apresiasi dari pemerintah daerah. “Harapannya, pemerintah lebih memberikan perhatian dan dukungan terhadap prestasi anak-anak muda Bengkulu. Inovasi seperti ini seharusnya bisa dikembangkan dan diterapkan di tengah masyarakat,” ungkapnya.

Meski baru berusia 17 tahun dan masih duduk di semester 1, Decha dan Dini mampu bersaing di level internasional. Decha tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan, sedangkan Dini Amalia merupakan mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan. Keduanya mewakili Poltekkes Kemenkes Bengkulu dalam kompetisi tersebut.

“Prestasi yang kami raih ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda Bengkulu lainnya untuk terus berinovasi, berkarya, dan membawa nama daerah ke pentas dunia,” kata Decha.

Decha Syafitri diketahui berasal dari Desa Napalan, Kecamatan Semidang Alas, Kabupaten Seluma. Prestasinya turut menambah catatan positif generasi muda Seluma di ajang internasional.

Pada tahun 2024 lalu, Decha juga tercatat pernah mengikuti kompetisi sains. Bahkan, sudah tiga kali tampil di kompetisi tingkat Asia dan internasional, dan seluruhnya berhasil membawa pulang medali.

Reporter: Deni Aliansyah Putra