Interaktif News – Badan Narkotika Nasional (BNN) mengapresiasi komitmen Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Yandri Susanto, dalam mengintegrasikan program lintas kementerian/lembaga di tingkat desa sebagai dukungan terhadap Asta Cita Presiden, khususnya pembangunan dari desa serta penguatan pencegahan korupsi dan narkoba.

Demikian disampaikan Sekretaris Utama BNN RI, Irjen Pol. Tantan Sulistyana, S.H., S.I.K., M.M., dalam acara Pencanangan Desa Bersinar (Bersih Narkoba) dan Festival Bangun Desa Bangun Indonesia di Desa Bukit Peninjauan I, Kecamatan Sukaraja, Seluma, Bengkulu, Minggu sore (16/11/2025), dan dihadiri langsung oleh Menteri Desa Yandri Susanto serta Gubernur Bengkulu Helmi Hasan dan Forkopimda.

Dalam paparannya, Tantan mengungkapkan bahwa situasi global menunjukkan tren peningkatan peredaran narkoba. Ia menambahkan bahwa secara global terdapat sekitar 296 juta penyalahguna narkoba, sementara di Indonesia prevalensi mencapai 1,73 persen atau sekitar 3,3 juta orang berusia 15–64 tahun.

“Sindikat narkoba kini juga semakin agresif menyasar wilayah pedesaan serta kelompok rentan seperti pengangguran, pekerja sektor informal, dan ibu rumah tangga. Fenomena ini mengharuskan desa menjadi titik strategis dalam upaya pencegahan.,” ujarnya.,” kata Tantan.

Program Desa Bersinar merupakan langkah konkret membangun desa bebas narkoba. Program ini menekankan kesadaran masyarakat, partisipasi aktif dalam pencegahan, pemulihan berbasis masyarakat melalui Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM), serta pemberdayaan ekonomi kelompok rentan melalui berbagai pelatihan keterampilan.

Di Provinsi Bengkulu, BNN mencatat masih terdapat lima kawasan rawan narkoba. Karena itu, Tantan mengingatkan pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara BNN, pemerintah daerah, kepala desa, tokoh masyarakat, aparat keamanan, dan seluruh unsur desa untuk memulihkan tatanan sosial yang terdampak jaringan narkoba.

“Dari kolaborasi dan komitmen bersama ini, kita dapat mewujudkan desa yang aman, sehat, produktif, dan bersih dari narkoba sebagai bagian dari upaya menuju Indonesia Emas 2045,” tutup Tantan.

Reporter: Irfan Arief