Interaktif News — Sebuah bengkel motor di Desa Sidosari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, ludes dilalap api pada Selasa (6/5/2025) dini hari. Kebakaran terjadi sekira pukul 02.30 WIB, saat warga sekitar masih tertidur lelap.

Bengkel semi permanen milik Haryatno alias Nok (45) itu habis terbakar bersama lebih dari 30 unit sepeda motor milik konsumen. Api dengan cepat melahap seluruh isi bangunan, termasuk suku cadang, alat bengkel, serta barang-barang berharga lainnya.

Kepala Desa Sidosari, Sumardi, mengatakan bahwa saat kejadian, bengkel dalam keadaan kosong karena Haryatno sedang pulang ke rumah untuk makan malam. Kebakaran pertama kali diketahui oleh adik korban yang tinggal tak jauh dari lokasi dan segera memberi tahu Haryatno.

“Saat kebakaran terjadi, bengkel tidak berpenghuni. Korban baru tahu setelah diberitahu adiknya,” kata Kades Sumardi.

Sumardi juga menambahkan bahwa kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, mengingat banyaknya kendaraan dan suku cadang yang hangus terbakar.

Haryatno sendiri mengalami luka bakar cukup serius hingga 40 persen pada tubuhnya, akibat nekat mencoba menyelamatkan sepeda motor saat api tengah berkobar.

Mertua korban, Slamet, menyebut dugaan sementara penyebab kebakaran adalah korsleting listrik di bagian KWH meter. Ia juga menyampaikan bahwa warga beberapa kali melihat percikan api kecil dari kabel listrik di atas bengkel sebelum kejadian, namun mengira itu tidak berbahaya karena tidak pernah menyebabkan padamnya listrik.

Sementara itu, warga sempat berupaya memadamkan api dengan alat seadanya, namun kobaran api cepat membesar karena bangunan bengkel berbahan semi permanen serta adanya bahan mudah terbakar seperti aki dan bensin.

Api berhasil dipadamkan setelah tim gabungan dari Pemadam Kebakaran, Kepolisian, dan warga sekitar berjibaku menjinakkan api dan mencegahnya menjalar ke permukiman warga.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian maupun PLN terkait penyebab pasti kebakaran.

Reporter: Deni Aliansyah Putra