Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi bersama TP2KB saat rapat koordinasi dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) Dr. Sakroni, M.Pd. Kamis, 21 Januari 2021. Foto/Dok
Interaktif News – Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu mengajak kerjasama tiga universitas untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Bengkulu. Kampus yang akan berkolaborasi tersebut yaitu Universitas Dehasen (Unived), Universitas Bengkulu (Unib) dan Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB).
Sebelumya Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi dan sejumlah kepala OPD di Pemerintah Kota Bengkulu pada Rabu (20/1/2021) telah menggelar pertemuan bersama Rektor Universitas Dehasen (Unived) Prof. Dr. Kamaludin, S.E., M.M di Ruang Yayasan, Unived.
“Kami ingin mengajak pihak unived untuk sama-sama kita berkolaborasi untuk mengolah sampah. Nanti akan ada perjanjian kerjasama antara pemkot dengan unived yang akan langsung ditandatangani walikota. Nanti ada pertemuan berikutnya. Intinya kita minta mahasiswa ikut serta membantu pemerintah untuk mengelola sampah,” jelas Dedy.
Menurut Dedy, dibutuhkan peran mahasiswa untuk menyadarkan masyarakat yang masih cenderung menyepelekan persoalan sampah. Contohnya masih membuang sampah sembarangan.
“Karena masih kurang kesadaran masyarakat. Mahasiswa bisa memberikan penyadaran kepada masyarakat, mengubah kebiasaan masyarakat. Memang butuh waktu yang cukup panjang untuk mengubah prilaku masyarakat,” ujar Dedy.
Dalam kesempatan itu, Rektor Universitas Dehasen (Unived) Prof. Dr. Kamaludin, S.E., M.M menyambut baik inisiasi dari pihak Pemkot Bengkulu.
“Unived ini kan bukan hanya punya tanggungjawab akademik saja tapi juga tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. Intinya kami menyambut baik apa yang diinisiasikan oleh wawali terkait dengan sampah. Ini tugas kita bersama semoga kerjasama itu nanti akan berjalan dengan baik,” kata Kamaludin.
Setelah bertemu dan berdiskusi langsung dengan Rektor Universitas Dehasen (Unived) tentang penanggulangan sampah di Kota Bengkulu beberapa hari lalu.
Kemudian, hari ini Kamis, (21/01) Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi bersama Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Firman Romzi, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan kawasan Permukiman (Perkim) I Made Ardana, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rusman serta Tim Percepatan Pembangunan Kota Bengkulu (TP2KB) menemui dan berdiskusi dengan Rektor Universitas Negeri Bengkulu (Unib) Ridwan Nurazi beserta jajaran di ruang rapat I, gedung rektorat Unib.
Kehadiran Dedy beserta rombongan disambut langsung oleh Rektor Unib Ridwan Nurazi beserta jajaran dan merespon baik tujuan diskusi terkait penanggulangan sampah.
Diawali dengan pemaparan terkait bahaya sampah hingga peran pemerintah dalam menanggulangi sampah, Dedy mengajak pihak Unib untuk ikut berperan aktif dalam mengatasi masalah sampah.
“Ya, hari ini kita berkunjung ke Unib, kampus terbesar di Kota Bengkulu yang biasa dijuluki green kampus. Kehadiran kita kesini ialah mengharapkan ide-ide kreatif mahasiswa dan peran aktif mahasiswa dalam menanggulangi sampah. Dan alhamdulillah bapak Rektor menyambut dan merespon baik rencana ini. Nanti bukan hanya mahasiawa saja, seluruh pihak dan stakeholder akan dilibatkan,” ujar Dedy.
Seusai diskusi, Dedy mengajak para mahasiswa untuk mengubah pikiran dan perilaku masyarakat yang belum sadar akan kebersihan lingkungan.
“Kita akan ajak teman-teman mahasiswa untuk merubah perilaku masyarakat yang belum sadar akan kebersihan. Nantinya ads berbagai upaya agar masyarakat sadar akan kebersihan ini. Ini nanti akan berlandaskan dasar hukum, nah nanti apabila ada yang kembali membuang sampah sembarangan akan diberikan sanksi agar mereka jera. Oleh karena itu, kita ingin mahasiswa Unib menjadi contoh untuk masyarakat maupun kampus lainnya,” tambah Dedy.
Dalam menanggulangi sampah di tengah masyarakat, Dirinya megajak masyarakat menerapkan pola 3R yakni reduce, reuse, dan recycle.
“3R ini ialah reduce, reuse, dan recycle. Reduce ialah artinya mengurangi sampah. Jadi maksudnya disini kita akan mengambil langkah dengan mengajak masyarakat hntuk mengurangi penggunaan produk yang nantinya akan menjadi sampah. Oleh karena itu, penggunaan barang yang sulit atau bahkan tidak bisa didaur ulang kembali sebaiknya dikurangi,” jelas Dedy.
Selanjutnya, Reuse yang artinya menggunakan kembali. Langkah ini diambil mengajak untuk menggunakan kembali produk yang sudah dipakai. Dengan begitu, nantinya tidak banyak sampah ditimbulkan akibat produk-produk sekali pakai. Misalnya, kita menggunakan kembali bekas botol kemasan air minum sebagai pot tanaman.
“Setelah itu, yakni recycle artinya mendaur ulang. Langkah ini bisa disebut sebagai langkah memberikan kesempatan kedua untuk berbagai produk bekas agar bisa menjadi produk baru. Dengan demikian, produk baru dari hasil daur ulang tersebut bisa dimanfaatkan kembali dan tidak hanya menjadi tumpukan sampah yang mencemari lingkungan,” tuturnya.
Dari berbagai langkah yang dijelaskan Wawali Dedy, Rektor Unib Ridwan Nurazi menyambut dan merespon baik rencana Pemkot Bengkulu dalam menanggulangi sampah.
“Pertama, kita merespon baik program dari Pemkot Bengkulu yang sangat luar biasa ini. Tentu kita mendukung, mulai dari langkah yang terstruktur, sistematis, masif hingga upaya lainnya. Nantinya semua lini yang berada di kampus akan dilibatkan. Seperti mahasiswa KKN, dosen terkait pengabdiannya di masyarakat serta kita akan memanfaatkan betul gerakan merdeka belajar merdeka sampah,” ujar Ridwan.
Ridwan mengungkapkan pihak Unib siap membantu menyukseskan program Pemkot persoalan sampah ini.
“Dari kampus kita akan mempersiapkan semua sumber daya yang ada. Kalau Kota Surabaya kan butuh 20-30 tahun untuk menanggulangi sampah dan menjadikan kota bersih. Di Kota Bengkulu, Insya allah kalau semua bergerak dan melaksanakan rencana ini mudah-mudahan 5-10 tahun ke depan kita dapat melihat hasilnya dan Kota Bengkulu menjadi bersih dan indah. Yang penting ialah semua harus dimulai sejak saat ini,”sampai Ridwan.
Setelah berdiskusi dengan rektor Universitas Bengkulu, pemkot juga mendatangi Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Dalam kesempatan itu, Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi yang didampingi kepala Bapelitbang, kadis Perkim dan kadis Lingkungan Hidup mengatakan bahwa persoalan sampah harus dikampanyekan secara besar. Menurut dia semua pihak perlu ikut andil. Sebab sampah tidak bisa hanya mengandalkan dinas perkim dan lingkungan hidup saja.
“Saya atas nama Pemkot Bengkulu mohon bantuan UMB bagaimana dengan pengolahan sampah di Kota Bengkulu. Karena di Kota Bengkulu ini menghasilkan 774 m3 sampah per hari. Kalau kita.tidak melakukan terobosan soal sampah, setiap tahun kami harus membeli lahan baru untuk sampah,” ujar Dedy saat rapat koordinasi (Rakor) bersama Rektor UMB tersebut.
Menurut Dedy, dampak banjir juga dikarenakan sampah. Beberapa sampah yang banyak ditemui seperti di pintu air Tanjung Jaya, Tanjung Agung, Rawa Makmur, Pasir Putih, Taman Berkas, Pantai Zakat, Simpang Lempuing dan lainnya.
Beberapa solusinya yakni menerapkan upaya 3 R yakni Reduce, Reuse, Recycle. Kemudian memberdayakan mahasiswa UMB yang melakukan KKN tematik dan lainnya.
“Nanti tindaklanjut dari rakor ini akan dibuat kerjasama tentang kesepakatan pemerintah Kota Bengkulu dan UMB Bengkulu dengan mengangkat tema “Merdeka Belajar, Merdeka Sampah”. Kerjasama nantinya akan ditandatangani langsung oleh walikota Bengkulu,”pungkasnya.
Sementara, Menurut Rektor UMB Dr. Sakroni, M.Pd, persoalan sampah memang bukan hanya urusan dan kepentingan Pemerintah Kota Bengkulu saja, namun merupakan urusan dan kepentingan seluruh masyarakat di Kota Bengkulu.
Maka dari itu pihaknya (UMB) siap bekerjasama dan kolaborasi denga Pemkot Bengkulu untuk sama-sama mengatasi persoalan sampah, dimana para mahasiswa UMB akan diperbantukan dalam hal mengedukasi masyarakat.
“Mudah-mudahan ke depan kerjasama UMB dengan Pemkot Bengkulu semakin erat. Kita saling bantu. Sebelumnya kami mendapat bantuan kendaraan dari pemkot. Nah sekarang soal sampah, kita siap kerjasama karena sampah ini adalah kewajiban dan kepentingan kita bersama,” sampainya.
(Release/Media Center Kominfo Kota Bengkulu)
Editor: Alfridho AP