Interaktif News – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melakukan kunjungan kerja ke Depo Tegalluar pada Jumat, 11 Juli 2025. Dalam kunjungan ini, Menko AHY didampingi jajaran KCIC meninjau langsung fasilitas operasional dan pemeliharaan kereta cepat Whoosh, termasuk proses alih pengetahuan (transfer knwoledge) dari tenaga profesional Tiongkok ke personil Indonesia.

Dalam kunjungannya, Menko AHY meninjau langsung tiga fasilitas utama yang menjadi tulang punggung operasional dan pemeliharaan kereta cepat Whoosh. Pertama, Joint Workshop, yaitu ruang perawatan sarana yang digunakan untuk pemeriksaan berkala kereta Whoosh mulai dari pengecekan atap hingga rangka bawah. Kedua, Operation Control Center (OCC) yang berfungsi sebagai pusat kendali perjalanan dan pemantauan Whoosh secara real-time untuk menjamin keselamatan dan ketepatan jadwal. Ketiga, Ruang Simulator EMU Driver, yaitu tempat pelatihan masinis yang identik dengan kabin kereta asli untuk pelatihan praktis dan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan.

Menko AHY mengatakan bahwa kelancaran dan keselamatan operasional Whoosh selama ini tidak terlepas dari dukungan depo yang mengakomodasi berbagai fasilitas penting, mulai dari perawatan sarana hingga kendali operasional. Menurutnya, seluruh proses pengelolaan dan perawatan dilakukan secara profesional dengan keselamatan sebagai prioritas utama.

“Setiap 2 hari sekali train set itu masuk ke joint workshop tadi untuk dicek baik bagian bawah, tengah, badannya maupun atasnya. Di sana ada para teknisi yang secara profesional melakukan pemeriksaan dengan baik. Saya juga melihat langsung pusat komando yang bisa dikatakan otak dan jantung dari operasi KCIC, lengkap dengan teknologi dan personel yang mampu mengambil keputusan secara cepat,” ujar AHY.

Menko AHY menekankan bahwa keselamatan merupakan prioritas utama dalam operasional Whoosh. Ia menyampaikan bahwa gangguan eksternal seperti layang-layang dapat membahayakan perjalanan kereta cepat dan harus dicegah melalui edukasi serta sosialisasi kepada masyarakat agar tidak bermain terlalu dekat dengan jalur Whoosh.

“Sekali lagi kita utamakan faktor keselamatan dan juga tentunya kenyamanan. Saya menghimbau agar masyarakat bisa benar-benar menjaga jarak aman untuk bisa bermain layang-layang karena jangan sampai mengganggu operasional dari KCIC dan mengganggu mobilitas masyarakat,” ujar AHY.

Menko AHY juga secara khusus meninjau proses handover personil dari tenaga profesional asal Tiongkok kepada SDM Indonesia. Proses ini merupakan bagian penting dari alih pengetahuan dan kemandirian operasional kereta cepat Whoosh. Hingga saat ini, sebanyak 131 personil telah menyelesaikan handover dan mulai bertugas secara mandiri, dengan cakupan pekerjaan seperti EMU Driver, On Call Emergency Response, Controller, On-Board Machinist, serta Site Signaling Maintenance. Sementara itu, sebanyak 449 personil lainnya masih dalam proses training dan sertifikasi, dan ditargetkan rampung secara bertahap pada bulan Juli hingga Agustus 2025.

“Teman-teman dari Tiongkok juga terus melakukan transfer of knowledge, melatih agar pada saatnya benar-benar 100% ini bisa diawaki oleh personil Indonesia. Butuh waktu, butuh proses, tapi tadi saya dengar sumber daya manusia kita juga bagus, menunjukkan dedikasi, belajar cepat, dan bisa diandalkan,” ujar AHY.

General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi dukungan penting bagi akselerasi pengembangan SDM dan sistem operasional Whoosh. Proses handover ini merupakan bagian dari strategi besar transfer knowledge antara tenaga ahli Tiongkok dan SDM Indonesia dalam pengoperasian kereta cepat berteknologi tinggi. Keberhasilan personil Indonesia dalam mengambil alih sejumlah fungsi operasional dan teknis secara mandiri menjadi bukti bahwa peningkatan kapasitas SDM nasional berjalan efektif. Hal ini juga menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mampu mengelola dan mengembangkan sistem transportasi modern secara berkelanjutan.

“Kami sangat mengapresiasi perhatian Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan terhadap proses perawatan dan handover yang sedang berlangsung. Ini menjadi bukti bahwa kesiapan infrastruktur dan SDM nasional yang kompeten harus berjalan seiring demi menjaga standar keselamatan operasional Whoosh,” tutup Eva.

Depo Tegalluar berlokasi sekitar 3 km dari Stasiun Tegalluar Summarecon, dengan luas area mencapai 556.847 m². Terdapat 14 bangunan penting di dalamnya, mencakup Joint Workshop untuk perawatan sarana, Operation Control Center (OCC), ruang pelatihan masinis, area stabling, hingga dormitory bagi personil teknis. Seluruh infrastruktur ini dirancang untuk mendukung kelancaran, keselamatan, dan keberlanjutan operasional Whoosh.

Editor: Iman SP Noya