Interaktif News – Dalam rangka mendukung Program Swasembada Pangan di Provinsi Bengkulu,  Kementrian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) dengan Balai Besar Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan (BBPMKP) Provinsi Bengkulu melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) peningkatan kapasitas penyuluh pertanian, Kamis (30/10/2025) di Balai Raya Semarak Bengkulu.

Kepala BBPMKP sekaligus Pj Swasembada Provinsi Bengkulu, Sukim Supandi mengatakan Bimbingan Teknis yang dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian terhadap Swasembada Pangan di Provinsi Bengkulu.

Dalam kesempatan tersebut, Sukim Supandi mengungkapkan lima agenda besar dari Kementrian Pertanian untuk Provinsi Bengkulu. Pertama terkait Optimalisasi Lahan (Oplah) dengan target 18.677 Hektare.

Kedua Cetak Sawah Rakyat (CSR), Provinsi Bengkulu mendapatkan  jatah 2200 hektare yang terbagi di tiga kabupaten. Ketiga, Padi Gogo atau padi lahan kering diprovinsi Bengkulu mendapatkan jatah 3556 hektare.

Kemudian pembentukan Brigade Pangan (BP) seluruh kabupaten/kota sebanyak 59 brigade pangan yang dibagi menjadi 15 orang untuk mengelola lahan 200 hektare. Terakhir Luas Tambah Tanam (LTT).

Berdasarkan data diatas, Sukim meniai lima agenda besar tersebut sampai saat ini realisasi target capaiannya di provinsi Bengkulu belum optimal. Sebab, kerjasama dari seluruh pihak belum sepenuhny maksimal.

“Terus terang, realisasi dari lima program ini belum maksimal. Tentu semua pihak harus berperan dengan memaksimalkan potensi lahan diwilayah Kabupaten/Kota masing-masing,”sebutnya

Sementara, Wakil Gubernur Bengkulu, H. Mian memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Menurutnya, Pemerintah Provinsi Bengkulu saat ini sangat serius membangun konektivitas untuk menindaklanjuti Asta cita Presiden Republik Indonesia terkait kedaulatan pangan dan ketahanan pangan.

“Kita semua sepakat agar intervensi untuk provinsi Bengkulu sampai saat ini bukan hanya seremonial saja. Tapi harus ditindaklanjuti dan berkorelasi positif terhadap produksi. Untuk itu, semua yang kita laksanakan harus berlandaskan data,”pungkasnya

Mian menilai saat ini data masing-masing dinas di Kabupaten/Kota yang masuk ke Pemerintah Provinsi masih semrawut alias butuh dibenahi secara komprehensif.

“Saya menekankan saat ini data harus terkoordinasi dengan baik sehingga capaian-capaian nantinya jelas,”kata Mian.

Mian mencontohkan seperti upaya-upaya menambah luasan cetak sawah. Hal ini harus dicatat sesuai dengan arahan menteri dengan kuota di Provinsi Bengkulu hampir 2000 hektare harus terealisasi dengan presentase yang optimal.

“Akan mubazir cetak sawah kalau sumber airnya tidak diperhatikan. Maka saya mohon untuk kepala dinas terus menjalin kordinasi yang baik dengan pihak-pihak agar nantinya bisa optimal,”bebernya

Menurut Mian, Optimalisasi Lahan ini sangat penting. Jangan sampai ada yang mencetak lahan tetapi lahan yang sudah punya tidak dioptimalkan.

Menurut data sementara, beber Mian, luasan yang dicatat pemerintah daerah atas data kabupaten/kota hampir 78 ribu hektare lahan sawah untuk produksi padi.  Tetapi, produksinya berdasarkan catatan hampir 20 persen dan sudah pasti masih minim.

“Ini bagian yang harus kita cermati, jangan sampai data-data ini tidak sama. Optimalisasi Lahan. berapapun diminta sarana produksi pertanian  seperti alsintan, pupuk dan benih itu akan dipenuhi pemerintah pusat. Semoga Bengkulu menjadi pilot projeknya pertanian nasional dengan kesiapan sumber daya manusia yang tangguh,” tutupnya

Reporter: Mahmud Yunus