Interaktif News – Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Provinsi Bengkulu mendesak Kementerian Kebudayaan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Festival Serempak di Benteng Marlborough, Bengkulu. Desakan ini muncul setelah munculnya sejumlah persoalan dalam rangkaian festival, diantarnya insiden salah sorang talent tertimpa tenda saat festival berlangsung.

Menurut LIRA, festival tersebut sejak awal digagas untuk mengeksplorasi dan mempromosikan warisan budaya dan mempromosikan wajah baru Benteng Malborough Bengkulu. Namun kenyataannya, rangkaian kegiatan justru didominasi oleh konser musik modern yang tidak berhubungan langsung dengan tradisi dan identitas budaya lokal.

“Festival ini kehilangan rohnya. Jika tujuannya kebudayaan, mestinya menghadirkan seni dan tradisi Bengkulu, bukan sekadar panggung hiburan,” tegas Gubernur LIRA Bengkulu, Aurego Jaya, Selasa, 30 September 2025.

LIRA juga menyoroti dugaan adanya keterlibatan event organizer (EO) dari luar daerah. Hal ini dinilai merugikan pelaku kreatif lokal yang semestinya diberi ruang untuk terlibat dalam acara kebudayaan.

Selain aspek substansi, LIRA menuntut Kementerian Kebudayaan melakukan audit keuangan atas penggunaan anggaran yang disebut mencapai miliaran rupiah. Audit tersebut perlu menilai tidak hanya kepatuhan administrasi, tetapi juga efektivitas dan manfaat kegiatan terhadap perkembangan kebudayaan serta dampaknya bagi pariwisata budaya Bengkulu.

“Kementerian harus hadir, melakukan koreksi, bahkan bila perlu memberikan sanksi atau tidak lagi mengalokasikan dana untuk kegiatan serupa yang tidak sesuai sasaran. Publik berhak mendapatkan transparansi dan manfaat nyata dari setiap program kebudayaan,” ujar Aurego

Aurego pun mendesak APH untuk turut tangan kemungkinan dugaan tindak pidana korupsi atas penyelenggaraan festival tersebut. Indikasinya bisa ditelusuri melalui item-item pembayaran seperti paket pengadaan EO, honorarium panitia, talent dan mata bayar lain.

“Ini acara kan pakai duit negara. Informasi yang kami terima anggarannya miliaran rupiah. APH harus turun tangan, tindak pidana korupsi itu sangat mungkin terjadi. Kami juga masih melakukan investigasi, segera kami laporkan dalam waktu dekat” kata Aurego.

Festival ini sambung Aurego juga memungut biaya tiket masuk dan sewa tenant bagi pelaku usaha yang ingin berpartisipasi.  “Publik harus tahu, bagimana mekanisme tiket pengunjung ini sedangkan sisi lain acara ini dibiayai negara. Harus ada transparansi” tutup Aurego.

Sementara Project Manejer Festival Serempak Bengkulu, Saska Rustian Benhard mengaku bertanggungjawab atas isiden salah seorang talent yang tertimpa tenda saat festival. Ia mengatakan, kondisi korban hanya cidera ringan.

“Alhamdulilah kalau dengan ibu selaku yang kena musibah kita bertanggungjawab. Terus alahamdulilah ibu tidak kena penderitaan yang berat, dalam hal ini kondisinya ringan ” kata Saska,

Festival Serempak digelar selama 2 hari di Benteng Malborough oleh Kementrian Kebudayaan Republik Indonesia. Malam puncak festival ini dihadiri langsung Wamen Kebudayaan RI, Giring Ganesha.

Festival ini ditujukan untuk mempromosikan wajah baru Benteng Malborough Bengkulu. Festival turut dimeriahkan artis nasional Kunto Aji, Shaggydog dan Nonaria serta group musik lokal Bengkulu.

Reporter: Riki Susanto