Interaktif News – Masyarakat Semende Ulu Nasal, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Bengkulu, memiliki tradisi unik yang disebut Pangku Paliare. Ritual adat ini dilakukan untuk menghormati leluhur dan menjaga keseimbangan alam dan spiritual.

Tahun ini, ritual sakral yang diperingati setiap tanggal 10 Muharram ini digelar di Desa Muara Dua dan dipimpin oleh Roiman sebagai Malim (tetua adat), Minggu, (06/07/25)

Pangku Paliare berasal dari bahasa Semende, yang berarti “memelihara” keturunan anak cucu. Upacara ini merupakan bentuk pelestarian budaya lokal yang sarat nilai-nilai kebersamaan dan spiritualitas. Masyarakat suku semende percaya bahwa ritual ini dapat memberikan keberkahan dan keselamatan.

“Kami mengakui puyang kami,” kata Roiman yang memimpin ritual Pangku Paliare. Mengakui, yang berarti menghormati, menjadi inti dari ritual ini. Selain berdoa, setiap keturunan Semende yang hadir diwajibkan membawa lemang sesuai jumlah anggota keluarganya.

Ritual Pangku Paliare diawali dengan ‘besebut,’ yaitu ratapan memanggil leluhur Empat Raja. Ketua Adat memanggil nama-nama yang telah menjaga tanah mereka selama berabad-abad. Kemudian, dilakukan pembacaan sahabat dan keturunan untuk mengetahui Empat Raja yang menjaga tanah leluhur masyarakat adat Semende Ulu Nasal.

Selanjutnya, dilakukan pembacaan Bebue Panjang atau cerita panjang asal usul yang memuat proses penciptaan alam semesta hingga hadirnya manusia. Pembacaan ini mengingatkan asal-usul serta jati diri manusia. Terakhir, dilakukan proses jampi limau, dimana air jampi limau didoakan oleh Malim, rubia, imam, dan kemudian dibagikan kepada masyarakat yang hadir.

Ritual ini menggunakan berbagai simbol, seperti sirih pinang, kemenyan, bangle, kelapa, jeringau, beras ketan, dan ayam sebagai persembahan. Persembahan ini bertujuan untuk mengucap syukur dan harapan agar dijauhkan dari bencana spiritual.

Kepala Desa Muara Dua, Ansori mengatakan, ritual ini adalah tradisi untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan desa. “Kami hidup berdampingan dengan alam. Melalui ritual ini, kami menunjukkan rasa syukur dan meminta perlindungan dari Empat Raja,” ujar Ansori.

Ritual Pangku Paliare bukan sekadar ritual  tahunan, melainkan juga sarana untuk memperkaya budaya lokal dengan nilai-nilai kebersamaan dan spiritualitas yang kuat. Tradisi ini untuk menjaga warisan leluhur dan memastikan bahwa generasi mendatang tetap mengenal dan menghormati akar budaya mereka.

“Ritual ini untuk menunjukkan rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur, serta menjaga keseimbangan alam dan spiritualitas. Tradisi ini adalah budaya lokal kami” kata Ansori

Turut hadir dalam acara, seluruh pemerintah Desa, BPD ketua adat pemangku agama, Camat Nasal, DPRD dari komisi ll, Kepala Puskesmas Nasal, Kepala Desa tetangga, Ketua AMAN Kaur, dan warga keturunan Semende Ulu Nasal.

Reporter: Miko Apriansyah