Interaktif News – KAMMI Wilayah Bengkulu baru saja menyelesaikan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) yang dipusatkan di Kampoeng Durian, Bengkulu Tengah. Dalam momentum ini KAMMI Wilayah Bengkulu turut merespon berbagai persoalan yang akhir-akhir ini terjadi di Bengkulu.

Ketua umum KAMMI Wilayah Bengkulu, Ricki Pratama Putra menyampaikan keprihatinannya akan banyaknya permasalahan yang sedang terjadi. Ia menyayangkan kebijakan dan pola komunikasi publik Helmi Hasan selaku gubernur yang cenderung anti-kritik.

“Di tengah permasalah yang rumit di Bengkulu mulai dari pendangkalan alur Pulai Baai, terisolasinya Pulau Enggano, tambang emas yang berpotensi diberi rekomendasi, serta BBM sempat langka yang menyulitkan rakyat dan mengganggu jalannya roda aktivitas. Bapak Gubernur justru masih sibuk menunjukkan populisme semu dan mengeluarkan kebijakan yang tergesa-gesa bahkan minim kajian” kata Ricki.

Seorang Gubernur kata Ricki seharusnya terbuka atas sumbangsi saran dari semua pihak. Termasuk elemen mahasiswa yang merupakan representasi dari suara publik.

“Sudah masalah banyak, gubernur bengkulu mala berkomunikasi pada publik dengan narasi yang buruk yang menegaskan mental dirinya cenderung bermental otoritarian dan anti-kritik. Contohnya mengatakan bahwa demo mahasiwa hanya berisi sumpah serapah” kata dia.

Merespon hal ini KAMMI Wilayah Bengkulu menyatakan sikap sebagai berikut :

  1. Mendesak Helmi Hasan selaku gubernur Bengkulu menghentikan populisme semu dan mengeluarkan kebijakan yang hanya memancing eksposure tapi minim subtansi dan kajian
  2. Mendesak Helmi Hasan untuk menarik ucapan bahwa demo mahasiswa hanya bisa menyampaikan sumpah serampah, karena menunjukan mental otoritarian dan anti-kritik serta merendahkan marwah gerakan mahasiswa.
  3. Mendesak helmi berpihak pada lingkungan dan rakyat dalam kebijakan ekonomi dan pembangunan, salah satunya dengan tidak menerbitkan surat rekomendasi/izin pada perusahaan tambang atau perkebunan skala besar di Bengkulu yang merusak lingkungan dan merugikan rakyat

Editor: Irfan Arief