Interaktif News – Pemerintah Desa Tik Kuto, mengambil langkah positif dalam melestarikan budaya lokal dengan kegiatan belajar seni tari Kejai yang melibatkan anak-anak dan remaja. Kegiatan seni tari Kejai ini direncanakan akan diadakan seminggu sekali.

Tari Kejai merupakan tarian tradisional yang sudah menjadi warisan seni budaya suku Rejang. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini nanti akan dilatih langsung oleh pemilik sanggar seni Dayang Rengginang, Riri Agustin.

Pj Kades Tik Kuto, Bustami mengatakan kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap seni tradisional di tengah masifnya arus budaya modern. Program ini juga merupakan pembinaan generasi muda untuk melestarikan budaya daerah sejak usia dini.

“Kami ingin anak-anak dan remaja di desa ini bangga dengan budaya sendiri. Tari Kejai bukan hanya seni, tetapi identitas kita sebagai masyarakat Rejang agar bisa bertahan ditengah jaman yang serba modern,” kata Bustami, Jumat, (16/5).

Menurut Bustami, tari Kejai tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media seni untuk menyampaikan nilai-nilai budaya, spiritualitas, dan identitas masyarakat Rejang. Tarian itu kini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda.

Sementara itu, Riri Agustin saat dikonfirmasi via telepon mengatakan dirinya sangat mengapresiasi program tersebut. Menurut Riri, kegiatan ini sebagai upaya desa dalam mempertahankan budaya Rejang kepada generasi muda.

“Secara pribadi, saya terharu dan sangat mengapresiasi kegiatan yang di inisiasi oleh Pj Kades. Apalagi di era serba modern ini amat jarang anak-anak muda mau mengikuti kegiatan belajar tari tradisional seperti ini,” kata Riri.

Riri Agustin atau akrab disapa Riri ini merupakan lulusan S1 Universitas Negeri Padang. Dia dikenal sebagai wanita cantik yang memiliki segudang prestasi. Kini ia melanjutkan pendidikan S2 dengan jurusan pendidikan seni di universitas yang sama.

Riri menilai kegiatan ini adalah  sebuah program desa yang sangat luar biasa, terkhusus dalam memperkenalkan seni tari Kejai kepada generasi muda. Sehingga manfaat dari kegiatan ini menjadi upaya untuk melestarikan budaya suku rejang.

“Sebagai pelaku seni, saya melihat kegiatan ini sebuah upaya pemerintah desa dalam mengembangkan SDM khususnya memfasilitasi minat dan bakat anak-anak. Tentu hal ini juga harus mendapat dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah daerah,” sambungnya.

Program ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Banyak orang tua merasa senang karena anak-anak mereka bisa mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat dan membangun karakter.

Reporter: Maya Fitria