Interaktif News – Sejumlah petani di Desa Air Latak, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma, mengeluhkan penurunan drastis hasil panen yang mereka dapat. Permasalahannya cukup kompleks, mulai dari serangan hama tikus, mahalnya harga pupuk hingga rusaknya sistem irigasi.

Eva, salah satu petani mengungkapkan bahwa pada musim panen kali ini, hasil gabah yang diperoleh jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.

Sawah seluas seperempat hektar biasanya menghasilkan 40 karung gabah, namun kali ini hanya menghasilkan 24 karung. Menurutnya, serangan hama tikus yang sulit dikendalikan menjadi penyebab utama turunnya hasil panen.

“Dibandingkan dengan musim panen sebelumnya, hasil panen kami kali ini sangat merosot. Padi yang diserang tikus hampir tidak bisa dipanen dengan baik, ” ungkap Eva.

Selain masalah hama tikus, petani di wilayah ini juga mengeluhkan kondisi sistem irigasi yang rusak parah. Irigasi yang sudah berusia puluhan tahun itu kini banyak mengalami kebocoran, sehingga air yang mengalir tidak sampai ke seluruh lahan persawahan.

Petani setempat, kata Eva, terpaksa melakukan perbaikan dengan alat seadanya agar sawah mereka tetap terairi. “Irigasi sudah bocor di sana-sini, sehingga air sering tidak sampai ke sawah. Kami memperbaikinya dengan alat seadanya, namun itu tidak cukup untuk mengatasi masalah ini,” ujar Eva.

Masalah lain juga dihadapi petani, yakni harga pupuk yang sulit dijangkau oleh sebagian besar petani. Pupuk subsidi yang seharusnya mereka dapatkan justru terbatas. Setiap kelompok petani hanya menerima lima karung pupuk subsidi, yang sering kali tidak mencukupi kebutuhan dalam satu musim tanam.

“Kami hanya mendapatkan 5 karung pupuk subsidi untuk setiap kelompok. Itu kadang hanya cukup untuk setahun. Sementara kebutuhan pupuk sangat besar, apalagi dengan hasil panen yang tidak maksimal,” keluhnya.

Di tengah kesulitan yang dihadapi, Eva berharap pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan kondisi para petani dan memberikan bantuan yang tepat sasaran. Ia juga menyoroti kurangnya distribusi bantuan, seperti bibit padi berkualitas dan alat mesin pertanian (alsintan), yang kerap tidak merata.

“Kami berharap pemerintah bisa memberikan perhatian lebih kepada kami. Bantuan bibit dan alsintan seharusnya bisa lebih tepat sasaran, terutama bagi petani yang benar-benar membutuhkan,” harapnya.

Reporter: Deni Aliansyah Putra