Interaktif News – Pemerintah memastikan program Sekolah Rakyat akan resmi dimulai pada Senin, 14 Juli 2025. Sebanyak 63 dari 100 titik lokasi Sekolah Rakyat telah rampung direnovasi dan siap digunakan pada tahun ajaran perdana 2025/2026.

Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan berasrama yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Dalam pelaksanaannya, penanganan tahap I dan II dilakukan dengan merenovasi ruang-ruang sentra terpadu dari bangunan eksisting milik Kementerian Sosial, gedung aset pemerintah daerah, serta fasilitas perguruan tinggi.

Salah satu lokasi yang telah siap adalah Sentra Handayani di Jakarta. Sekolah Rakyat Sentra Handayani akan menampung 75 siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan menjadi bagian dari 100 sekolah tahap pertama yang ditargetkan beroperasi pada akhir Juli ini.

Sementara itu, di Temanggung, Jawa Tengah, proses pemasangan mebeler seperti meja, kursi, rak buku, dan tempat tidur masih berlangsung di Sekolah Rakyat Sentra Terpadu Kartini. Pemerintah menargetkan seluruh sarana tersebut rampung sebelum 13 Juli 2025.

Program ini mencakup total 395 rombongan belajar dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Pulau Jawa tercatat menjadi wilayah dengan jumlah lokasi terbanyak, yakni 48 titik. Disusul Sumatra (22), Sulawesi (15), Bali-Nusa Tenggara (4), Kalimantan (4), Maluku (4), dan Papua (3).

Pelaksanaan Sekolah Rakyat dikoordinasikan oleh Kementerian Sosial. Sementara rekrutmen guru dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Agama.

Para kepala sekolah dan guru yang akan bertugas juga telah mengikuti program pelatihan dan retret di berbagai lokasi, termasuk di Pusdiklatbangprof Marga Guna dan Batalyon Arhanud 10/ABC, Pesanggrahan, Jakarta. Retret tersebut berlangsung pada 16 hingga 20 Juni 2025 dengan materi pengenalan konsep Sekolah Rakyat, penguatan karakter, serta pelatihan kedisiplinan.

Berdasarkan informasi dari laman resmi Kementerian Sosial RI, siswa yang dapat mengikuti program ini adalah mereka yang berasal dari keluarga dalam kategori desil 1 dan 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Selain berasal dari keluarga miskin, calon siswa juga harus menunjukkan motivasi tinggi untuk belajar dan berkembang, meski dengan latar akademik terbatas.

Pemerintah juga meminta kerja sama dari para orang tua dan wali siswa agar mendukung kelancaran pendidikan anak-anak di Sekolah Rakyat. Orang tua berharap program ini dapat membentuk karakter anak yang tangguh serta mengurangi beban ekonomi keluarga.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa tahap awal Sekolah Rakyat akan diikuti lebih dari 9.700 keluarga penerima manfaat (KPM). Masa orientasi dijadwalkan berlangsung mulai 14 Juli 2025 di seluruh lokasi yang telah disiapkan.

Reporter: Iman SP Noya