FAKAM Minta Pemkot Fokus Membangun dan Abaikan Ghibah

FAKAM gelar aksi simpatik mendukung pembangunan di Kota Bengkulu

InteraktifNews - Forum Aksi Kota Membangun (FAKAM) Kota Bengkulu menggelar aksi simpatik di kantor Walikota dan DPRD Kota Bengkulu, Senin (4/3). Aksi ini sebagai bentuk komitmen FAKAM mendukung roda pembangunan di Kota Bengkulu agar terus bergerak maju setara dengan daerah lain. FAKAM menilai belakangan ini ada oknum dan pihak-pihak yang mencoba menganggu jalannya roda pembangunan dengan terus menggulirkan isu pribadi oknum pejabat secara membabi buta.

Korlap Aksi FAKAM Kota Bengkulu Syaiful Anwar menuturkan kerinduannya tentang keinginan agar Kota Bengkulu semegerlap Kota Jakarta namun sesantun dan religius Kota Lhokseumawe. Kota Bengkulu yang sehebat Kota Bandung namun tetap sakral seperti Yogyakarta yang menjunjung tinggi adat budaya. FAKAM ingin kota ini menjadi kota para ulama, kota para pembesar agama, kota tumbuh kembangnya ajaran santun dan rukun, pionirnya keberagaman agama, budaya, suku dan ras sehingga tumbuh kembang toleransi dan saling menghargai dalam bingkai NKRI.

"Kami akan berdiri tegak bila cita-cita itu dihalang mimpi, diganggu, apalagi karena segelintir orang yang dengan kentara membusungkan dada demi kekuasaan. Kami ingin menatap masa depan dengan kepemimpinan yang daulat, jauh dari pecah belah, nafsu politik, intrik hukum yang secara berlahan memantik api dalam sekam. Dalil retoris yang terus dibangun hanya demi nafsu dunia adalah sebuah kenaifan yang akan berujung pada stagnannya pembangunan dan gagalnya kepemimpinan yang ujung-ujungnya abai pada kesejahteraan rakyat, kemaslahatan umat serta jalannya roda pembangunan," tutur Syaiful.

Karenanya dalam aksi itu, FAKAM secara tegas menyampaikan aspirasi, pernyataan, sekaligus reaksi terkait urusan rumah tangga (privat) yang sedang dialami salah satu oknum pejabat Kota Bengkulu. FAKAM memandang penting hal ini disampaikan, sebab isu tersebut terus dinarasikan sedemikian rupa sehingga pendapat seakan menjadi fakta, asumsi seolah jadi kebenaran, hingga publik dibutakan dengan suara-suara sumbang sekelompok orang yang penuh dengan dusta, fitnah, ghibah, iri dan dengki.

"Narasi yang dibangun sangat bertentangan dengan misi pembangunan Kota Bengkulu, namun lebih kepada kepentingan tertentu yang berniat pecah belah dan mencari keuntungan dari masalah yang sedang tersaji. Api terus disiram minyak, agar terus membumbung tinggi hingga menyentuh aras kekuasaan dan tumbang. Mereka anti tabbayun sebagai ciri masyarakat yang beragama, karena mereka telah dibutakan dengan nafsu hingga memelihara konflik dan terus menebar fitnah," ungkap Syaiful.

Oleh sebab itu FAKAM mengajak semua pihak untuk mengakhiri suara-suara perpecahan ini, senantiasa menjaga kondusifitas dan terus berkomitmen meyukseskan pembangunan Kota Bengkulu di bawah kepemimpinan Helmi Hasan dan Dedy Wahyudi, demi terwujud serta tercapainya kesejahteraan masyarakat di Kota Bengkulu.

"Kita juga meminta kepada seluruh jajaran Pemerintah Kota Bengkulu untuk merujuk pada ketentuan hukum sebelum melakukan langkah-langkah spekulasi terkait dengan permasalahan pribadi yang sedang dialami ASN sekaligus salah seorang pejabat OPD di Kota Bengkulu, agar tidak menggangu stabilitas pemerintahan dan roda pembangunan. Kami mengimbau kepada jajaran Pemerintah Kota Bengkulu untuk tidak terlalu reaktif dan tetap bekerja profesional dan sesuai dengan regulasi yang mengatur," sebut Syaiful.

Lebih lanjut, FAKAM pun mengkritisi sikap DPRD Kota Bengkulu yang dipandang terlalu berlebihan dalam menyikapi permasalahan ini. Padahal menurutnya ada persoalan-persoalan yang menyangkut hajat hidup orang banyak yang penting untuk segera disikapi, ketimbang reaktif terhadap persoalan privat seseorang.

FAKAM juga menduga penyebutan nama walikota dalam sebuah pernyataan terbuka merupakan bentuk aksi yang terkoordinir, gerakan tersistematis dan terstruktur yang bertujuan untuk membunuh karakter, dan menggoyang posisi Helmi sebagai walikota.

"Pada prinsipnya kami sangat menyayangkan adanya pihak-pihak yang tidak mendahulukan tabayyun, namun langsung bereaksi sekaligus berfantasi hingga fitnah dan ghibah terus berkembang di tengah masyarakat. Cukup dan hentikan aksi memancing di air keruh yang bertujuan untuk memecah-belah ini. Lebih baik kita dukung pemerintahan ini dengan program pembangunannya, jangan kota ini diisi dengan pergunjingan, isi kota ini dengan pembangunan," tandas Syaiful. (B05)